Home » , , » Soal Ulangan Kenaikan Kelas, Lebih Baik Angkat Tradisi Lokal

Soal Ulangan Kenaikan Kelas, Lebih Baik Angkat Tradisi Lokal

Written By amoy ya annisaa on Kamis, 07 Juni 2012 | 13.46

SIDAK: Mendikbud Muhammad Nuh sidak di SMA Negeri 9 Semarang, kemarin, saat para siswa mengikuti ujian kenaikan kelas
(HARSEM/CUN CAHYA)

SEMARANG- Akan lebih baik jika soal dalam UKK (Ulangan Kenaikan Kelas) lebih mengangkat tradisi lokal. Demikian dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh saat melakukan sidak pelaksanaan UKK SMAN 9 Semarang, kemarin. Hal tersebut terkait adanya satu soal cerita dalam mata pelajaran Bahasa Inggris yang bertema honeymoon (bulan madu).

Kepala SMAN 9 Semarang Nashikun mengatakan, soal-soal UKK itu tidak dibuat oleh pihak sekolah, namun disusun tim Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Semarang.
“Masukan Pak Mendikbud ini akan kami sampaikan ke MKKS. Tetapi, tadi juga sudah disampaikan beliau (Mendikbud) langsung ke Pak Bunyamin selaku Kepala Disdik Kota Semarang,” kata Nasikhun.

Mendikbud mengatakan, akan lebih baik jika tema tersebut diganti dengan lebih mengangkat tradisi lokal. “Akan lebih bagus kalau soal cerita itu lebih mengembangkan cerita tentang Semarang atau Jawa Tengah,” jelasnya.

Dikatakan, misalnya berisi tentang fenomena sosial yang sedang terjadi di Semarang. “Atau temuan-temuan teknologi yang ada di Semarang dengan mengangkat khas Jawa tengah,” jelasnya.

Dengan begitu, selain belajar bahasa, para siswa sekaligus diajarkan tentang tradisi dan budaya sendiri. Karena, ada tiga hal yang penting saat belajar bahasa, yakni belajar bahasa itu sendiri, kedua tentang obyek apa yang harus dibahasakan serta yang ketiga adalah terkait dengan bagaimana soal cerita tadi membangun logika berpikir kritis.

“Ini yang harus sama-sama didorong,” tambahnya. Mengenai pelaksaan UKK, dirinya mengatakan, sejauh ini sudah cukup baik. Misalnya dalam satu meja diisi oleh siswa kelas satu dan dua, dengan begitu tidak akan terjadi contek-contekan. “Tapi akan jauh lebih baik agar bisa satu meja satu siswa, mungkin ke depannya bisa dikembangkan demikian,” jelasnya.

Dirinya mengatakan, UKK ini menjadi paspor untuk menuju ke perguruan tinggi. “Ini sudah masa transisi. Jadi untuk kualitas dari pelaksanaan harus lebih ditingkatkan lagi,” jelasnya.

Misalnya dalam satu kelas itu tidak boleh ada soal yang sama. “Sehingga tidak akan ada kecurangan-kecurangan,” jelasnya. Yang kedua yaitu mengenai derajat kesulitan. “Saat ini kan 10 persen mudah, 80 persen sedang dan 10 persen sulit. Untuk tahun depan mungkin komposisi ini bisa diubah, misalnya untuk prosentase kesulitannya ditambah,” tandasnya.

Selanjutnya, bisa juga membuat peraturan, tidak boleh ada angka di bawah 4. Untuk meningkatkan kualitas lulusan, ada dua cara, yakni mengubah derajat kesulitan dan nilai kelulusan. (awi/15)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger