Unnes Anugerahi Menkokesra Doktor HC

DOKTOR HC: Penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa (HC) Unnes kepada Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat HR Agung Laksono
(HARSEM/JBSM/MAULANA M FAHMI)

 SEMARANG- Penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa (HC) memiliki risiko dan tanggung jawab yang besar. Demikian dikatakan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat HR Agung Laksono yang dianugerahi gelar Doktor HC dari Unnes atas kiprahnya dalam  pembangunan SDM, kemarin.

Dirinya mengaku sangat bangga dengan pemberian gelar kehormatan ini. “Namun demikian ada tanggung jawab besar yang harus saya emban sebaik-baiknya, terutama dalam pengembangan SDM,” jelasnya.

Dikatakan, tanggung jawab tersebut meliputi peningkatakan kesejahteraan rakyat yang bisa dicapai melalui pendidikan. “Sebab pendidikan berkontribusi besar terhadap pengembangan SDM,” jelasnya.
Selanjutnya, dirinya juga mengaku bangga dengan penganugerahan gelar tersebut. “Karena saya juga lahir di Semarang, jadi saya memiliki ikatan batin yang kuat dengan kota ini,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan, setiap perguruan tinggi memiliki mekanisme, standar, dan prosedur dalam pemberian gelar Doktor HC kepada seseorang yang dianggap menonjol.

“Penganugerahan ini telah melalui kajian tim independen dari kalangan Senat Unnes. Saya pikir Pak Agung layak diberi penghargaan ini dan saya yakin dengan hasil kajian yang telah dilakukan oleh tim Unnes,” ujarnya.

Sementara itu, Rektor Unnes Prof Sudijono Sastroatmodjo mengatakan, penganugerahan Doktor HC ini tidak lepas dari kapasitas, kapabilitas, dan kepedulian Agung Laksono terhadap pembangunan Indonesia, khususnya SDM.

Menurut dia, kepedulian tokoh yang berlatar belakang dokter ini terhadap keluarga-keluarga yang kurang mampu, sekaligus memotivasi dalam pengembangan harkat dan martabat bangsa Indonesia selama ini patut diberi apresiasi.

Meski berlatar belakang pendidikan dokter, kata dia, kiprah Agung Laksono bagi pembangunan sosial menembus batas-batas formal bidang kedokteran, karena dikenal pula sebagai aktivis sosial, pengusaha, dan aktivis politik.

“Pak Agung tidak serta merta menerima penghargaan Doktor HC ini, namun melalui proses panjang secara kelembagaan yang selama satu tahun melakukan pengkajian kiprah dan pemikiran beliau,” kata Sudijono.

Sebelumnya, Unnes telah menganugerahkan dua gelar Doktor HC kepada tokoh yang dianggap memiliki kiprah, yakni mantan Menteri Koperasi Subijakto Tjakrawerdaya dan Ketua KONI Rita Subowo. (awi/15)