Home » , » Gerakan Perempuan Menamam Bakau

Gerakan Perempuan Menamam Bakau

Written By Harian Semarang on Sabtu, 27 November 2010 | 01.54

KERUSAKAN hutan bakau di Jawa Tengah cukup memprihatinkan. Dari sekitar 10 ribu hektar lahan pesisir yang mempunyai hutan mangrove, kini hanya tinggal 30% yang masih bagus. Sisanya 70% mengalami kerusakan parah.

Melihat kerusakan wilayah pesisir, kemarin Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Jateng, DWP Kota, Dinas Kelautan dan Perikanan serta masyarakat Mangunharjo, Mangkang Wetan, melakukan aksi tanam empat ribu bibit mangrove di tambak warga Kampung Ngebruk Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tugu.

Melalui program Gerakan Perempuan Tanam dan Peliharan Pohon Tahun 2010 dengan tema penyelamatan hutan pantai dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir Dharma Wanita Provinsi memberikan bantuan pohon mangrove.

Disampaikan Penasihat Dharma Wanita Persatuan Provinsi Sri Suharti Bibit Waluyo, tanaman mangrove memiliki arti penting bagi masyarakat pesisir. Di antaranya bisa mencegah intrusi atau penyerapan air laut ke dalam air tanah, untuk mencegah abrasi, serta erosi pantai.

“Hutan mangrove sebagai penyaring sampah, sebagai penyubur perairan karena hutan mangrove menghasilkan unsur hara yang bermanfaat bagi vitoplankton. akar mangrove sebagai tempat bertelur dan berlindung berbagai habitat udang dan ikan, dan buahnya juga bisa diolah jadi bahan makanan,” bebernya.

Dikatakan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah Subagyo, kerusakan hutan mangrove terjadi merata di hampir seluruh kabupaten/kota. Namun yang terparah terjadi di daerah Cilacap.

“Penyebabnya dominan kerusakan mangrove karena ulah manusia. Banyak yang belum paham manfaat hutan mangrove sehingga mereka menebanginya untuk dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan daunnya untuk pakan ternak,” tuturnya.

Untuk merehabilitasi kerusakan ini, Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah pada tahun 2010 setidaknya telah mengalokasikan 83 ribu bibit yang disebar di seluruh kabupaten dan kota.

“Kami terus melakukan upaya agar wilayah pesisir tidak mengalami abrasi. Untuk tahun 2011 kita akan tingkatkan penanaman mangrove di wilayah pesisir. Agar masyarakat pesisir terhindari masalah abrasi pantai. Dalam kegiatan penanaman mangrove kami juga melibatkan anakanak, dari SD sampai universitas,” tuturnya.

Sri Suharti tak lupa mengingatkan agar masyarakat dapat ikut menjaga dan melestarikan hutan mangrove. Mengingat manfaatnya cukup banyak. Selain sebagai penahan abrasi, buah mangrove juga dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan.

Diharapkan gerakan perempuan menanam mangrove ini mencegah abrasi yang kini semakin mengkhawatirkan. (lissa febrina)
Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger