Pantau Siswa Lewat CCTV

 Sukini (HARSEM ARIS WW)

SEMARANG- Meskipun tantangan yang dihadapi oleh Sukini dalam memimpin SMA Muhammadiyah 01 lebih berat, namun demikian hal itu tak menyurutkan langkahnya untuk bisa menjadikan sekolah tersebut tetap berprestasi.

Terbukti, pada hasil pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang usai dilakukan beberapa waktu lalu, SMA Muhammadiyah 01 berhasil menduduki peringkat 10 dari seluruh SMA swasta di Kota Semarang.

“Untuk bisa meraih prestasi yang baik tentu saja tidak mudah,” jelasnya kepada Harsem saat ditemui di ruang kerjanya, baru-baru ini. Sebelum di sekolah tersebut, dirinya sempat menjadi guru TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di SMK Muhammadiyah 01 dan di SMP Muhammadiyah 03. 

“Tapi saat itu kan saya masih menjadi guru biasa, apalagi di SMK Muhammadiyah 01, kebanyakan siswanya perempuan, jadi lebih mudah diatur dan diarahkan,” jelasnya.

Berbeda dengan di SMA Muhammadiyah 01 yang kebanyakan siswanya adalah laki-laki, kondisi tersebut terkadang membuatnya terpaksa harus lebih bersikap tegas. “Saya datang ke sekolah ini sejak satu tahun lalu. Sejak itu, banyak peraturan yang saya terapkan untuk melatih kedisiplinan siswa,” jelasnya.

Selain itu, dirinya juga selalu melakukan pantauan melalui CCTV. “Di setiap kelas kebetulan ada CCTV, saya bisa mengikuti kegiatan di setiap kelas dengan memantau melalui CCTV ini,” jelasnya. 

Jika ada siswa yang ketahuan melakukan tindakan yang tidak terpuji, maka sekolah tidak segan untuk mengeluarkan siswa yang bersangkutan. “Misalnya mencuri, hamil atau mengkonsumsi obat-obatan terlarang,” jelas wanita kelahiran Semarang, 16 Agustus 1967 ini.

Selain itu, jika ada siswa yang terlambat masuk atau tidak melakukan sholat  Dhuhur, maka akan ada sanksi yang menunggu. “Namun, untuk menjaga mutu kedisiplinan, tidak hanya siswa yang harus mengikuti peraturan yang berlaku, guru pun juga harus melakukan hal yang sama,” ujarnya.

Peraturan yang diberikan kepada guru di antaranya kepala sekolah selalu mengevaluasi hasil kerja guru. “Jadi saya harus tahu apakah para guru mengajar sesuai dengan SKL. Saya juga melakukan evaluasi melalui KBM,” jelasnya. (awi/15)