UNTUK mendorong siswanya berwirausaha, SMKN 8 Semarang memberi modal sebesar Rp 3 juta. Siswa menggunakannya untuk membuka usaha juice buah, roti bakar, dan jamur krispi. Ada yang menarik pada sistem pendidikan di SMK Negeri 8 Semarang.
Sekolah menganggarkan dana Rp 30 juta untuk modal bagi siswa yang ingin berwirausaha. Hal itu disampaikan Kepala Sekolah Bambang Tjiptadi kepada Harsem. Dana sebesar Rp 30 juta tersebut dipinjamkan kepada 10 anak.
“Masing-masing anak mendapatkan Rp 3 juta. Sebelumnya mereka harus membuat proposal usaha terlebih dahulu, setelah itu kami akan melakukan survei. Di antaranya dengan mengundang orangtua siswa bersangkutan ke sekolah,” ujarnya di ruang kerjanya di Jalan Pandanaran II/12 kemarin.
Bambang mengatakan orangtua siswa yang sudah mengajukan proposal akan ditanyai kesanggupan membantu menjalankan usaha ini dan mengangsur tiap bulannya yaitu sebesar Rp 300 ribu. “Kami memprioritaskan modal usaha diberikan kepada siswa dari keluarga kurang mampu,” urainya.
Sekolah juga melakukan survei lokasi yang akan digunakan untuk menjalankan usaha. “Tidak jarang akhirnya kami tidak menyetujui proposal karena lokasi untuk usaha tidak sesuai atau kurang strategis,” imbuhnya.
Usaha yang paling banyak dijalankan oleh siswa adalah berjualan jus buah. “Sampai-sampai sekolah kami terkenal karena juice buahnya, tapi ada juga usaha lain seperti parutan kelapa, roti bakar, atau jamur krispi,” terangnya.
Perihal tenggat angsuran, siswa diberi waktu hingga tiga atau empat bulan setelah usaha berjalan. “Menginjak bulan ketiga atau keempat, siswa harus mulai mengangsur. Selanjutnya uang angsuran akan kami pinjamkan kepada siswa lain yang sudah mengajukan proposal,” jelasnya.
Setelah usaha berjalan empat atau lima bulan, sekolah akan melakukan tinjauan langsung ke tempat usaha. “Kalau ada yang tidak sesuai harapan, kami akan melakukan bimbingan dan arahan kepada siswa yang bersangkutan,” tuturnya.
Biasanya hal-hal yang dimaksudkan tidak sesuai dengan harapan sekolah adalah ada siswa yang mengganti jenis usaha mereka dan tidak sesuai proposal. “Mungkin mereka merasa jenis usaha sebelumnya tidak terlalu bagus prospeknya. Tapi sebetulnya harus ada koordinasi terlebih dahulu dengan sekolah,” urainya.
Pihaknya dalam meminjamkan modal, sebelumnya pihak sekolah memberikan pembekalan perihal kewirausahaan. “Di sekolah kami ini ada usaha jualan juice buah, jamur krispi, serta roti bakar. Pada dasarnya kami hanya ingin melakukan pengembangan kewirausahaan dengan memberikan pinjaman bergulir tanpa bunga,” cetusnya.
Bambang tak menampik adanya kendala yang menyertai program ini. “Lokasi usaha yang tidak sesuai dengan harapan kami menjadi salah satu kendala. Ada pula angsuran yang macet. Kalau sudah seperti itu, kami akan meminta siswa dan keluarganya untuk mengangsur semampunya,” tukasnya.
Salah satu siswa kelas XI, Anis (16), yang pada hari itu sedang mendapat giliran berjualan di warung juice buah sekolah mengatakan, siswa diberi kewenangan untuk memutarkan uang secara mandiri. “Kalau memang bahan untuk berjualan habis, kami sendiri yang membelinya,” ujarnya.
Diakuinya, setiap hari sedikitnya ada sekitar 25 pembeli yang mampir membeli juice. “Satu gelas juice kami jual Rp 2.500, adapun pop ice Rp 2.000. Omzet setiap hari sekitar Rp 100 ribu,” terangnya. (aris)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.