Home » , » Terapkan Metode Baru, Prestasi Melejit

Terapkan Metode Baru, Prestasi Melejit

Written By Harian Semarang on Kamis, 25 November 2010 | 15.05

UNTUK meningkatkan prestasi, tak harus mengikuti metode “klasik” yang dianggap ampuh secara turun temurun. Sekolah bisa saja mencari dan menerapkan metode baru demi prestasi lebih baik.

Seperti dilakukan SMP Negeri 4 Semarang. Kepala sekolah Teguh Waluyo mengatakan, pihaknya sudah menerapkan metode baru untuk mendongkrak peringkat sekolah agar terus membaik. “Yaitu setelah mengadakan try out, kami akan mengelompokkan siswa sesuai tingkat kepandaian,” jelasnya saat ditemui Harsem di ruang kerjanya, di Jalan Tambak Dalam 1, kemarin.

Dikatakan, metode tersebut sudah berjalan sejak tahun lalu. “Sejak kami menerapkan metode tersebut, peringkat sekolah naik. Tahun lalu kami menduduki peringkat ke-19 se-Kota Semarang. Sejak penerapan metode ini, melesat ke peringkat 12. Tahun ini kami menargetkan masuk 10 besar,” urainya.

Dipaparkan Teguh, metode baru itu dengan mengelompokkan siswa sesuai tingkat kepandaian.

“Kami mengelompokkan siswa menjadi tiga kategori. Yang pertama kelompok down yaitu 40 siswa dengan nilai paling rendah,” ujarnya.

Ia melanjutkan, “mereka dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing 10 siswa yang dibimbing oleh seorang guru. Untuk kelompok down ini kami berusaha melakukan perbaikan materi agar mereka bisa tetap lulus Ujian Nasional meski dengan nilai pas-pasan.”

Kelompok kedua yaitu kelompok tengah, terdiri siswa dengan kemampuan standar. “Kami tetap memberikan perbaikan dan pengayaan kepada mereka,” ujarnya.

Berikutnya sebagai kelompok terakhir adalah kelompok top. “Kelompok ini kami gembleng untuk mendongkrak nilai ratarata sekolah, anggotanya sebanyak 24 siswa,” terangnya.

Dia menjelaskan, metode seperti itu dilakukan selama lima bulan. “Kalau sesuai dengan dana BOS dan BPP, hanya cukup untuk tiga bulan. Akhirnya kami melakukan sosialisasi kepada orangtua siswa dan ternyata mereka menghendaki program dijalankan selama lima bulan,” kata dia.

Untuk program yang berjalan dari Maret hingga November tersebut, Teguh mengatakan, butuh dana Rp 60 juta. “Uang tersebut digunakan untuk honor dan uang makan guru yang bekerja di luar jam kantor,” imbuhnya.

Padahal, dana dari BOS dan BPP hanya sebesar Rp 18 juta. “Oleh karenanya, kekurangan dana dimintakan dari partisipasi orangtua siswa,” lanjutnya. Sekolah tak mengharuskan semua orangtua membayar.

“Kami paham kondisi ekonomi mereka tidak sama. Oleh karenanya kami membatasi yang berpartisipasi hanya yang mampu dan mau. Tidak ada unsur paksaan. Besar iuran sesuai dengan kemampuan,” bebernya.

Dia mengatakan, untuk menjadi sekolah berprestasi tak harus mengantongi label RSBI. “Sekolah berprestasi tak harus RSBI. Sekolah mana pun bisa meraih prestasi setinggi-tingginya. Lagi pula lebih baik kami yang merupakan sekolah SSN bisa mengalahkan sekolah RSBI,” jelasnya.

Dia optimistis setelah mengikuti try out, prestasi sekolah meningkat dan semua siswa lulus Ujian Nasional. (awi/nji)
Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger