KTT ASEAN akan digelar di Nusa Dua Bali, 17-19 November mendatang. Forum kerjasama kawasan ini mengadakan KTT saat dunia terus mengalami perubahan model ‘diplomasi’. NATO kian menguat, bahkan bisa melakukan intervensi terhadap Libia. Palestina masih harus berjuang menjadi anggota PBB. Sementara Israel dan Iran semakin meruncing. Perang dagang Cina versus Amerika dan Eropa juga kian memanas.
Seperti apakah peran ASEAN di masa depan? Mampukah memainkan perang penting di kancah dunia? Bagaimana pendapat Anda?
___
Harus Mampu Melakukan Berbagai Gebrakan
Tahun ini, Indonesia kembali menjadi tuan rumah KTT ASEAN yang akan digelar di Nusa Dua Bali tepat dipertengahan bulan November, Sebuah moment terpenting yang harus dikerjakan oleh komunitas ASEAN yaitu kembali berani melakukan gebrakan politik, keamanan, perekonomian, sosial dan budaya, tidak hanya untuk negara anggotanya sendiri melainkan juga untuk berperan aktif dikancah global alias internasional.
Tahun ini, Indonesia kembali menjadi tuan rumah KTT ASEAN yang akan digelar di Nusa Dua Bali tepat dipertengahan bulan November, Sebuah moment terpenting yang harus dikerjakan oleh komunitas ASEAN yaitu kembali berani melakukan gebrakan politik, keamanan, perekonomian, sosial dan budaya, tidak hanya untuk negara anggotanya sendiri melainkan juga untuk berperan aktif dikancah global alias internasional.
Selama ini, kalau kita lihat peran ASEAN di kancah global belum semaksimal dan seoptimal apa yang kita harapkan dan kita inginkan bersama. Namun tidak menutup kemungkinan ASEAN kedepan akan mampu dan berani melakukan ”gebrakan” dalam menghadapi permasalahan-permasalahan dikancah global dengan cara memberikan kontribusi bagi pemeliharaan perdamaian dan mendorong kesejahteraan dikancah global yang harus diimplementasikan secara konkrit.
Begitu juga ASEAN harus dapat melakukan pelbagai penyesuaian seiring dengan adanya perkembangan yang pesat di bidang politik, keamanan, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan pengetahuan serta bidang-bidang lainnya yang terjadi di negara-negara di luar kawasan Asia Tenggara. Dengan itu peran ASEAN akan menyadari pentingnya upaya untuk lebih berdiplomasi terharap negara-negara diluar Asia Tenggara yang bersengketa agar bisa dipadamkan seperti konflik di Asia tengah dan lain sebagainya.
Hal-hal diatas merupakan tantangan yang membutuhkan tanggapan tepat dan cepat yang tentunya tidak mudah untuk dilaksanakan kalau ASEAN tidak berperan aktif dalam meningkatkan solidaritas, kohesivitas dan efektifitas kerjasama terhadap berbagai negara yang mengalami konflik dan krisis.
(Nanang Qosim, Mahasiswa dan peneliti muda Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang)
Sikap Bijak Tuan Rumah
Dikala dunia lagi semrawut. Banyak masalah muncul disana sini. NATO yang kian menguasa, sampai bisa mengintervensi Libya. Konflik Israel dan Iran yang kian meruncing. Palestina yang masih sulit menjadi anggota PBB untuk mendapatkan perlindungan hukum Internasional.
Dikala dunia lagi semrawut. Banyak masalah muncul disana sini. NATO yang kian menguasa, sampai bisa mengintervensi Libya. Konflik Israel dan Iran yang kian meruncing. Palestina yang masih sulit menjadi anggota PBB untuk mendapatkan perlindungan hukum Internasional.
Lha, ada sebuah pagelaran akbar yang akan dilaksanakan di Indonesia, KTT ASEAN yang bertempat di Nusa Dua Bali. Momentum ini sangat pas. Pas untuk menjadi tempat pemecahan kesemrawutan dunia itu. Jangan sampai momentum ini disia-siakan dan berakhir tanpa adanya torehan yang berarti untuk kancah dunia. Pasalnya, selain dihadiri negara-negara anggota ASEAN sendiri, beritanya orang yang paling berpengaruh saat ini, Barak Obama juga turut hadir dalam acara ini.
Tapi, semua itu tak bisa telaksana tanpa adanya sikap bijak Indonesia selaku tuan rumah yang mempunyai wewenang lebih. Indonesia harus pintar untuk membaca situasi dunia sekarang ini. Jangan menutup mata dengan semua itu. Setidaknya, Indonesia bisa mengusulkan agar pembahasan yang akan dilakukan nantinya tidak hanya terfokus pada masalan intern (yang dialami anggota ASEAN) saja tetapi juga masalah ekstern (yang dialami non anggota ASEAN). Karena persoalan dunia adalah persoalan yang sangat urgen. Kesemrawutan dua negara saja bisa berimbas pada negara lain tak terkecuali anggota ASEAN.
Selain itu, ini juga bisa menjadi wujud pengamalan UUD’45, konstitusi tertinggi Indonesia. Sebagaimana tertuang dalam pembukaannya, yang berbunyi “Ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia”.
(Noor Aflah, Aktifis Majalah Zenith dan Mahasiswa Fakultas IAIN Walisongo Semarang)
Perkuat Kerjasama Politik Dan Kemanan
Ditengah pergolakan akut yang kini sedang menghangat antar komunitas ASEAN, KTT ASEAN ke-19 digelar dalam rangka meredam pelbagai problema koronis yang berkelitkelindan. Sebagai komunitas yang bernaung di antara komunitas global bangsa-bangsa, ASEAN tetap memegang peran penting dalam memetakan kedaulatan kesepakatan kerja sama dengan negara-negara anggota, yang meliputi aspek politik, keamanan, ekonomi, perdagangan, dan pariwisata.
Ditengah pergolakan akut yang kini sedang menghangat antar komunitas ASEAN, KTT ASEAN ke-19 digelar dalam rangka meredam pelbagai problema koronis yang berkelitkelindan. Sebagai komunitas yang bernaung di antara komunitas global bangsa-bangsa, ASEAN tetap memegang peran penting dalam memetakan kedaulatan kesepakatan kerja sama dengan negara-negara anggota, yang meliputi aspek politik, keamanan, ekonomi, perdagangan, dan pariwisata.
KTT ASEAN yang digelar di Bali, selain merupakan refleksi kebutuhan akan norma-norma dan prinsip-prinsip yang mengatur kerja sama politik dan keamanan dewasa ini, diharapkan menjadi penegak tonggak pemahaman dari pelbagai bentuk substansi keamanan regional dan substansi kerja sama politik yang memuat aturan-aturan main bagi semua anggota organisasi regional secara mutakhir.
Selama lebih 44 tahun ASEAN menjadi komunitas global yang berkembang begitu cepat namun hanya mampu mewujudkan hubungan kerja sama. Sementara kerja sama politik dan keamanan tampak lamban karena dianggap terlalu sensitif untuk disinggung. Karena itu, pergolakan selama ini yang terjadi, misalnya masalah konfrontasi antara Vietnam dan Filipina melawan China di Laut China Selatan, masalah sengketa perbatasan Kamboja-Thailand yang kini makin menghangat, ini semua tercipta dalam satu paket ketidakpamrihan ASEAN untuk membentuk pola kerja sama dalam politik dan kemananan.
ASEAN tetap menjadi pemangku keamanan yang bertengger dominan dalam meruwat pelbagai kegalauan yang mewarnai antar bangsa. Visi ASEAN 2015 harus benar-benar diwujudkan untuk melebarkan sayapnya dalam menggenjot satu konsep keamanan dengan aspek sangat luas dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Kerja sama politik dan keamanan harus dibangun lebih komprehensif, meliputi mekanisme yang memungkinkan para anggota ASEAN memiliki tanggung jawab yang sama dalam menghadapi tantangan keamanan multidimensional dan ancaman-ancaman dalam kestabilan kawasan.
(Wildani Hefni, mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.