Home » , » Menanam Pohon Harapan, Melestarikan Tradisi

Menanam Pohon Harapan, Melestarikan Tradisi

Written By p3joeang45 on Jumat, 20 Januari 2012 | 10.16

Sejumlah siswa SMA Kebon Dalem memasang pernak-pernik di pohon mei hwa di teras sekolah
RANTING pohon yang hendak dijadikan pohon mei hwa oleh siswa-siswi SMA Kebon Dalem Semarang, kemarin (19/1) siang masih teronggok di depan ruangan kepala sekolah. Belum begitu banyak bunga berwarna merah muda yang terpasang di pohon setinggi 1.5 meter itu. Begitu pula pernak-pernik Imlek seperti amplop angpao yang berisi harapan juga belum terlihat tergantung.

“Pohon mei hwa ini masih dalam proses persiapan pembuatan. Siswa-siswi kami sedang berusaha mengumpulkan pernak-perniknya. Nanti, setelah jam sekolah selesai baru akan kami mulai proses menghias,” ucap Theo Asri salah seorang guru di sekolah itu, kemarin.

Setelah menunggu sekitar 30 menit, akhirnya bel panjang tanda selesainya jam sekolah berbunyi, disusul suara riuh siswa yang berhambur dari dalam kelas untuk pulang. Di antara keriuahan, tampak sejumlah siswa menenteng pernak-pernih Imlek dan segepok amplop angpao yang telah dipasangi benang berwarna merah untuk dipasangkan di pohon Mei Hwa.

Saat Imlek tiba, pohon mei hwa menjadi salah satu aksesoris yang lazim ditampilkan. Secara harfiah, mei hwa berarti bunga yang cantik. Pohon ini memiliki kekhasan dengan bunga berwarana merah muda, seperti bunga sakura. Dalam tradisi Tionghoa, pohon tersebut juga sering disebut sebagai pohon harapan.

Disebut sebagai pohon harapan karena menjadi tempat penyampaian berbagai harapan manusia kepada pencipta pada hari istimewa ini. Seperti dilakukan Ricky Arif, salah seorang siswa kelas XI. Pada Imlek 2563 ini, ia mengaku mempunyai harapan dan telah ia tuliskan dalam kertas angpau untuk selanjutnya ia gantungan di pohon mei hwa di sekolahnya itu. “Harapan saya di tahun naga air ini sekolah ini semakin maju,” bebernya ketika ditanya isi angpaonya.

Begitupula Ananda Puteri. Siswi kelas X itu kemarin juga turut menggantungkan angpao berisi harapan. “Saya menulis ucapan tahun baru Imlek buat teman-teman sekaligus sebagai doa semoga semuanya diberi kesehatan dan bisa meraih prestasi,” ucapnya.

Di sela-sela mendampingi siswanya menghias pohon mei hwa, Theo Asri menambahkan, kegiatan membuat pohon harapan ini sudah menjadi tradisi di sekolah SMA Kebon Dalem. Meskipun sebagian besar siswa merupakan pemeluk Protestan, namun pihak sekolah tetap mendorong para siswa untuk menyelenggarakan perayaan Imlek.

“Salah satu tujuannya, agar para siswa tidak tercerabut dari akar tradisi nenek moyangnya. Melalui lembaga OSIS, mereka kami dorong untuk menjaga dan melestarikan tradisi ini,” jelas guru olahraga itu.

Theo juga mengatakan, perayaan Imlek di SMA Kebon Dalem tahun ini memang tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya, yang banyak diisi dengan berbagai kegiatan perlombaan. Tahun ini, perayaan Imlek haya diisi dengan pembuatan pohon mei hwa dan menghias lingkungan sekolah dengan pernak-pernik khas kreasi siswa sendiri. “Meski demikian hal itu sama sekali tidak mengurangi semangat merayakan Imlek,” tandasnya. (nji)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger