Career Center dan Enterpreneur Center Udinus Siapkan Karyawan Cergas, Cetak Majikan Tajir

Alumni Udinus mengikuti job fair yang diadakan pihak kampus beberapa waktu lalu

MAU kemana setelah lulus? Kerja atau berwirausaha? Keduanya ibarat dua sisi mata uang. Karenanya, Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) memiliki dua lembaga untuk menyiapkan alumni menjadi pekerja profesional atau wirausahawan tajir.

Urusan mencetak karyawan profesional diserahkan kepada Career Center. Lembaga ini diketuai Rindra Yusianto, dosen fakultast. Adapun Enterpreneur Center diketuai Nila Tristiarini.

Ketua Career Center, Rindra Yusianto mengatakan lembaganya baru berusia tiga tahun. Masih masih balita, sudah mengemban tugas berat. “Salah satu targetnya, dalam waktu 6 bulan setelah lulus, 80 persen alumni harus sudah bekerja sesuai bidangnya,” jelas alumni Magister Teknik Industri UII ini.

Menurut Rindra, itu bukan tugas mudah. “Apalagi ada embel-embel, harus bekerja sesuai bidangnya,” jelasnya.

Untuk jurusan tertentu, target itu mudah dicapai. Jika diurut kacang, yang paling gampang adalah jurusan rekam medis, akuntansi, teknik industri, dan teknik informatika. “Untuk jurusan rekam medis malahan belum lulus sudah di-ijon rumah-rumah sakit. Jadi kita nggak perlu nyarikan kerja,” jelas pria kelahiran kabupaten ngapak-ngapak Banyumas ini.

Adapun jurusan akuntansi,  teknik informatika, dan teknik industri mayoritas bekerja sesuai bidang ilmu. “Tapi beberapa jurusan lain, kadang bekerja di luar bidang,” jelasnya.

Saat ini, lulusan Udinus rata-rata 1.200 alumni per tahun. Dengan target 80%, artinya 960 alumni harus sudah bekerja dalam waktu 6 bulan setelah lulus. Rindra mengakui target itu belum tercapai, tapi progress-nya menggembirakan.

Salah satu kendala adalah, banyak alumni Udinus yang pilih-pilih kerja. Kalau nggak digaji sekian, tidak mau. Di satu sisi menunjukkan posisi tawar tinggi, di sisi lain mengurangi peluang mendapat kerja.

Untuk membekali alumni, ada tiga program. Yani technical competency workshop. Ini untuk membekali kemampuan teknik. Kemudian ada career development and recruitment. Materinya seputar persiapan wawancara kerja, psikotes, dan lainnya. “Serta ketiga yakni charracter building. 

Bentuknya workshop pembentukan karakter. Agar sukses bekerja tak hanya butuh IPK bagus, tapi juga karakter yang baik,” jelas bapak satu putra yang kini bermukim di Sembungharjo Genuk ini.

Bentuk kegiatan yang diadakan yakni job fair yang digelar dua kali setahun, serta career day yang digelar rutin. Job fair biasanya diikuti ratusan perusahaan bonafid. Adapun career day, bersifat lebih minimalis. Program unggulan adalah info lowongan kerja di website cc.dinus.ac.id serta melalui SMS gateway.“ Alumni kami kirimi informasi lowongan kerja melalui SMS. Layanan ini gratis, sama sekali tidak membayar atau memotong pulsa,” jelasnya.

Cetak Wirausahawan
Adapun Enterpreneur Center (EC) memiliki tugas “berlawanan” dengan Career Center. Tugas EC yang diperkuat 20 dosen internal dan eksternal ini menyiapkan alumni untuk menjadi wirausahawan handal. “Muara akhirnya, menyiapkan alumni menjadi wirausahawan,” jelas Dewi Agustini, pengelola EC.

Pembelajaran kewirausahaan diberikan melalui perkuliahan dan kegiatan kemahasiswaan.  Bisa berupa pendampingan UKM, inkubator bisnis, konseling usaha, dan bimbingan lain. “Titik berat kami bukan kemampuan teknis, tapi jiwa wirausaha. Jadi yang dibentuk adalah mental atau spirit,” jelasnya.

Tentu saja, bekal teknis diberikan. Misalnya kiat mendirikan usaha, pengelolaan, dan lainnya. “Tapi yang utama, membentuk karakter ulet, tekun, pantang menyerah, dan jeli mencari peluang,” jelas Dewi.

Agenda terdekat adalah mengadakan tenda kewirausahaan dan konsultasi bisnis pada Selasa (12/2) pekan depan. “Pada acara ini akan ditampilkan ragam produk kewirausahaan Udinus,” jelasnya. (nji)