As’ad Said Ali menyampaikan sambutan di depan sejumlah wartawan dengan didampingi Rektor Prof Sudharto P Hadi |
MANTAN wakil kepala BIN tahun 2001 hingga 2010, As’ad Said Ali mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Diponegoro Semarang. Di depan sejumlah wartawan dirinya mengaku bangga dengan gelar tersebut. Pria kelahiran Kudus, 3 Mei 1949 ini menceritakan sejumlah pengalaman selama menjabat wakil kepala BIN.
Mulai dari pengalaman memberantas teroris hingga pengalaman ketika melakukan perjalan ke luar negeri. “Ketika saya bersama teman-teman melakukan perjalanan ke sejumlah negara Islam di Timur Tengah, mereka mengaku kagum dengan Indonesia. Karena di mata mereka, bangsa kita selama bersatu,” jelasnya.
Dikatakan, di negara Islam lain, sejumlah permasalahan membuat mereka terlibat perang saudara. “Padahal mereka mayoritas juga muslim seperti kira, namun konflik di antara mereka seakan tidak bisa dihindari,” jelasnya.
Dirinya menegaskan, selama masyarakat Indonesia menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika, perpecahan tidak akan pernah ada. “Karena kita punya Pancasila, itulah sebabnya kenapa mereka kagum terhadap kita. Yang meskipun bahasa dan tradisi antara satu daerah dengan daerah yang lain berbeda namun tetap bisa disatukan,” urainya.
Dirinya juga menyinggung sedikit mengenai politik di Indonesia. “Liberalisasi politik yang diagendakan gerakan reformasi sebagai jalan yang dipersyaratkan menuju demokratisasi telah membuka ruang politik Indonesia menjadi sedemikian hidup,” ujarnya.
Dijelaskan pula, kegairahan politik tumbuh di kalangan masyarakat dan berbagai organisasi dan gerakan-gerakan sosial politik muncul di mana-mana. “Dengan demikian hak-hak politik warga kini dapat ditegakkan,” tegasnya.
Namun ada sejumlah kemungkinan yang bisa menjadi akibat dari kebebasan berpolitik tersebut. “Pertama yaitu tumbuhnya sejumlah kekuatan ideologis baru yang bersaing untuk memperjuangkan cita-cita politiknya hingga ada yang sampai menempuh jalan kekerasan,” urainya.
Akibat yang lain ada adanya rentetan aksi yang mengganggu kenyamanan warga yang lain. “Mulai dari peristiwa pengeboman, pertikaian berbasis agama dan etnis, konflik berbasisi kepentingan politik praktis, aneka ragam unjuk rasa hingga sejumlah aksi yang bertujuan mengganti bentuk pemerintahan dan ideologi resmi negara,” paparnya.
Pada kesempatan tersebut rektor Undip, Sudharto P Hadi menyampaikan selamat kepada As’ad Said Ali yang juga merupakan Wakil Ketua Umum PBNU atas dianugerahkannya gelar. “Gagasan dan pandanganya tentang hukum sebagai pengaman ideologi dan dasar negara yang kemudian membuahkan penganugerahan gelar Dr HC ini sangat relevan dengan persoalan yang kita hadapi bersama saat ini,” urainya.
Selain itu, As’ad Said Ali juga dipandang memiliki network yang luas dan mampu menjadi chemistry kebangsaan. (awi/nji)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.