Suwarno (kiri) bersama Heri Suprapto meninjau kelas yang rusak |
AKIBAT sejumlah ruang kelas rusak berat, proses pembelajaran di sejumlah kelas di SMPN 2 Sayung Demak terpaksa dipindahkan ke laboratorium. Dari pantauan Harsem, sedikitnya enam kelas sudah mengalami kerusakan. Tiga kelas di antarannya tidak bisa digunakan sama sekali. Pihak sekolah khawatir bangunan akan roboh atau genting ambruk, dan menimpa siswa di tengah proses belajar mengajar.
"Siswa tiga kelas tersebut sementara kami pindahkan untuk belajar di ruang laboratorium," ungkap Kepala SMPN 2 Sayung, Suwarno, kemarin. Kendati pihaknya telah berupaya merawat, namun kondisi fisik gedung sudah sangat parah, dan harus direhab total. Perbaikan membutuhkan biaya tinggi, sementara sekolah belum bisa memiliki dana untuk melakukan regab secara total.
Kendati SMPN 2 Sayung merupakan sekolah berstandar nasional, pihaknya mengaku tidak bisa memaksa orangtua murid untuk membayar iuran. "Kemarin saja SPI (sumbangan peningkatan institusi) sangat rendah. Hampir semua orangtua murid hanya memberi Rp 100 ribu-Rp 300 ribu," ungkap Bagian Sarpras SMPN 2 Sayung, Heri Suprapto.
Walaupun mayoritas siswa dari keluarga miskin, pihak sekolah tetap bersemangat mencerdaskan anak bangsa. Bahkan perilaku senyum sapa salam sopan santun terus diterapkan, kendati sekolah lain belum melakukannya.
Juga ada tradisi membaca asmaul husna selalu dilakukan menjelang proses belajar-mengajar,. Lebih unik lagi, tradisi bersalaman seperti yang dilakukan saat pembentukan karakter di sekolah usia dini, di SMPN 2 Sayung sudah menjadi tradisi. "Ini selalu diterapkan ketika siswa akan masuk ke lingkungan sekolah, para guru menunggu di pintu gerbang sekolah," ungkap Wakasek Kesiswaan, Siswanto.
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.