Siswa SDN Siwalan Semarang tengah mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah |
SAAT belajar di sekolah, siswa mestinya didukung penuh oleh orangtua masing-masing. Dengan demikian mereka merasa diperhatikan dan bisa memberikan prestasi baik. Namun agaknya kondisi tersebut belum sepenuhnya dipahami orangtua siswa. Tak sedikit orangtua merasa bahwa pendidikan anak lebih pas jika ditangani guru sekolah.
Seperti yang terjadi di beberapa sekolah di Kota Semarang. Kepala sekolah SDN Sendangguwo 02, Siti Bunayah mengaku, mayoritas orang tua siswa di sekolahnya memiliki latar belakang pendidikan rendah. “Untuk itu kami tidak bisa berharap orangtua siswa membimbing anak saat di rumah,” jelasnya kepada Harsem saat ditemui di ruang kerjanya.
Dikatakan, hal itu membawa akibat kurang baik pada siswa. “Ada siswa yang kerap bolos. Setelah kami telusuri, ternyata anak tersebut berangkat dari rumah dan pamit kepada orangtuanya. Tapi ternyata tidak nyampai di sekolah,” paparnya.
Untuk itu pihak sekolah terpaksa memanggil orangtua yang bersangkutan. “Ternyata ada orangtua yang bekerja pagi hingga malam. Jadi mereka tidak tahu apa saja yang dikerjakan anaknya,” paparnya.
Tak berbeda dengan kondisi yang terjadi di SDN Ngemplak Simongan 01. Guru kelas enam, Wariyati mengaku, hampir semua siswa di sekolah tersebut berada di bawah rata-rata untuk nilai akademiknya.
“Untuk itu kami harus bekerja keras mengentaskan anak-anak. Agar nilai mereka tidak lagi berada di bawah rata-rata,” ujarnya.
Diakuinya, orangtua siswa banyak lebih memilih menyerahkan pendidikan anak kepada guru sekolah. “Mereka pasrah, itu sebetulnya kurang baik. Karena bagaimanapun juga mereka harus bertanggung jawab terhadap kondisi anaknya, dalam hal ini kemampuan anak menyerap pelajaran,” urainya.
Tak jarang, ada siswa yang nakal. “Biasanya anak nakal karena kurang pengawasan dari orangtua. Mestinya mereka mendapatkan motivasi belajar dari orangtua,” kata dia.
Sementara, Kepala Sekolah SDN Siwalan, CC Mulyamah mengatakan, hingga saat ini, pihaknya masih sering melakukan konsultasi dengan pihak orangtua siswa. “Masih konsultasi, terutama anak yang nilainya masih kurang serta anak yang kadang bertindak kurang disiplin misalnya nakal,” urainya.
Dikatakan, konsultasi biasanya dilakukan jika ada anak yang bolos sekolah. “Ada yang sampai bolos sekolah. Apalagi kalau itu dilakukan kelas enam kan memprihatinkan. Karena tidak lama lagi mereka harus menghadapi UN,” kata dia.
Dia berharap orangtua siswa agar lebih fokus memperhatikan anak mereka. “Kalau diberikan limpahan perhatian, pasti anak akan percaya diri dan tidak melakukan kenakalan,” tandasnya. (awi/nji)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.