Home » , , , , , » Lumpur Lapindo Jadi Baterai

Lumpur Lapindo Jadi Baterai

Written By amoy ya annisaa on Senin, 13 Agustus 2012 | 11.16

BATERAI LUSI: Salah satu mahasiswa Unnes, Aji Christian Bani Adam menunjukkan hasil inovasinya baterai LUSI yang dibuat dari lumpur Lapindo Porong Sidoarjo. (HARSEM/JBSM/ANGGUN PUSPITA)

 
SEMARANG- Mahasiswa Unnes  memanfaatkan lumpur  Lapindo untuk membuat baterai LUSI Cell Battery.

Sebuah bencana ternyata bisa menjadi berkah bagi yang mau berupaya. Seperti yang dilakukan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) diantaranya, Aji Christian Bani Adam (FMIPA-Kimia), Umarudin (FMIPA-Biologi), Oki Prisnawan Dani (Fakultas Ekonomi), dan Yoga Pratama (Fakultas Ilmu Keolahragaan).

Mereka menyulap bencana lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo Jawa Timur menjadi peluang berinovasi sekaligus turut membantu warga di kawasan tersebut. Yakni dengan memanfaatkan lumpur di sana untuk membuat baterai bernama LUSI Cell Battery. Adapun nama LUSI sendiri merupakan kepanjangan dari Lumpur Sidoarjo.

Aji mengatakan, tingkat salinitas lumpur yang cukup tinggi yakni mencapai 40% menjadi alasan untuk membuat baterai. Apalagi didukung dengan kandungan logam akibat pengeboran, misalnya lantanida, merkuri, timbal, mangan, seng, natrium dan lainnya.

''Logam yang dikandung dalam lumpur lapindo Sidoarjo ini merupakan bahan-bahan yang digunakan dalam baterai,'' ungkapnya. Mereka berempat melakukan observasi selama tujuh bulan sejak Desember 2011, dan penemuan itu diikutsertakan dalam kompetisi Technopreneurship yang diselenggarakan Kementerian Riset dan Teknologi di Graha Widya Puspiptek Serpong, 9-21 Juli lalu. Dan kerja keras itu pun menuai hasil dengan meraih Juara II pada lomba tersebut.

Pembuatan baterai dari lumpur tersebut melewati sejumlah proses dan masih menggunakan metode manual. ''Kami memanfaatkan selongsong baterai bekas yang sudah tidak terpakai, lalu mengisinya dengan sel kering hasil ekstrasi lumpur lapindo yang mengandung mangaan, merkuri, dan sejumlah zat lainnya itu,'' jelas Aji.

Untuk membuat satu buah baterai bisa dibilang cukup cepat. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 15 menit saja baterai dengan daya 1,5 volt sudah terkemas rapi. Namun, untuk proses ekstraksi hingga menjadi sel kering memang butuh waktu 10 hari.

''Baterai-baterai yang sudah kami buat ini, dijual seharga Rp 3.000 per buahnya. Namun jika ada yang membeli empat baterai sekaligus, kami berikan harga khusus sebesar Rp 10.000. Adapun, dari hasil penjualan tiap paketnya kami donasikan 1 kilogram beras untuk disumbangkan kepada warga korban Lumpur Lapindo sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat,'' kata mahasiswa berusia 24 tahun ini.

Sementara itu, Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan Unnes Prof Masrukhi mengaku, bangga dengan prestasi yang ditorehkan para mahasiswanya tersebut. Masrukhi juga berharap, apa yang sudah dicapai oleh Aji dan kawan-kawan tersebut dapat menjadi pemicu bagi mahasiswa lainnya di Unnes untuk berkreasi sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat secara luas.

''Jika penemuan tersebut dapat dikembangkan lebih jauh, dan dapat diproduksi secara masal oleh investor maka akan sangat berguna ke depannya. Saya juga bangga dengan sistem pemasarannya yang turut memikirkan nasib korban lumpur dengan menyumbang satu kilogram beras dalam setiap penjualan baterai,'' tandasnya.  (anggun puspita/JBSM/15)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger