DUGAAN mark up anggaran dibantah Kepala SMA 3 Semarang, Bambang Nianto Mulyo. Menurut dia, tidak ada selisih atau mark up RAPBS hingga Rp 1,1 miliar. Juga tidak benar, hal itu merupakan indikasi korupsi. Semua itu, menurut dia hanya salah paham akibat kurangnya komunikasi.
''Ini hanya kurang komunikasi saja. Detailnya sudah saya jelaskan ke tim. Silakan tanya ke tim saja,'' ungkap Mantan Kepala SMA Negeri 1 Semarang itu.
SMAN 3 merupakan salah satu sekolah yang diklarifikasi dinas pendidikan. Bambang Nianto membenarkan ada tim dari disdik yang datang ke sekolahnyaDia mengaku sudah menjelaskan secara detail kepada tim. Sayangnya, Bambang enggan membeberkannya.
''Benar, ada tim klarifikasi datang. Tetapi, saya tidak bisa menjelaskannya. Silakan tanya kepada tim-nya. Yang jelas, sudah saya jelaskan semua ke tim,'' katanya, kemarin.
Sebelumnya, sejumlah orangtua siswa mengadukan mahalnya sumbangan pengembangan institusi (SPI) bagi siswa baru. Satu siswa dibebani SPI Rp 7 juta. Belakangan terungkap, ada perbedaan dalam RAPBS.
Sebelumnya, Kepala Sekolah Bambang Ninto mengatakan belanja modal hanya Rp 1,7 miliar. Namun dalam lembar RAPBS tercantum belanja modal Rp 2,8 miliar. “Ada perbedaan antara rekap dengan rincian belanja modal,” tegasnya.
Orangtua merasa keberatan dengan belanja modal yang mencapau Rp 2,8 miliar. Jika dipukul rata dengan 423 siswa baru, satu siswa kena Rp 7 juta. “Itu di luar SPP sebesar Rp 300.000 dan OSIS Rp 50.000,”ungkapnya.
Dicurigai, belanja modal itu benar-benar untuk sekolah. Ada dugaan digunakan untuk honorarium pegawai. (K3-JBSM/nji)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.