Gedung SMP Salomo 2 Semarang |
SMP Salomo 2 Semarang mempunyai banyak eskul. Mulai dari bahasa Mandarin hingga membuat baju pesta. Kepala Sekolah, Haniel Sri Rejeki mengatakan, kegiatan ekstrakurikuler digunakan siswa untuk mempelajari bidang yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan di masa yang akan datang.
“Misalnya saja berlatih bahasa Mandarin. Kalau mereka bisa benar-benar mempelajari itu tentu saja tidak perlu lagi ikut kursus bahasa Mandarin,” jelasnya kepada Harsem saat ditemui di ruang kerjanya, baru-baru ini.
Dikatakan, mengenai hal tersebut dirinya mengungkapkan bahwa kebanyakan para siswa di sekolah tersebut bukan dari golongan keluarga mampu. “Untuk mereka perlu diberi bekal kemampuan diri untuk melakukan kegiatan yang sekiranya bisa menjadi modal hidup,” jelasnya.
Sejauh ini, antusiasme dari para siswa pun sangat baik. “Mereka mau mengikuti kegiatan yang diadakan oleh sekolah dengan baik dan sejauh ini mereka cukup rajin,” kata dia.
Selanjutnya, hingga saat ini, hasil dari produksi siswa ini belum dijual belikan. “Kalau dijual belikan memang belum, karena hasilnya yang dibuat baru sedikit,” jelasnya.
Hanya saja setiap sekolah mengadakan kegiatan bazaar, hasil dari produksi siswa tersebut dipamerkan. “Sejauh ini baru dipamerkan saja, dan ternyata banyak yang bilang kalau apa yang sudah dihasilkan siswa sangat bagus,” jelasnya.
Salah satunya yaitu baju pesta. “Karena kami kan ada kegiatan tata boga, praktiknya membuat gaun pesta,” jelasnya.
Pada kegiatan tersebut, para siswa diajarkan mulai dari membuat pola hingga menjahit sendiri. “Setelah diberi materi tentang itu, mereka bisa melakukan itu, hingga menghasilkan sebuah baju,” kata dia.
Untuk saat ini, baju-baju yang sudah dibuat menjadi dokumen sekolah. “Kami keluarkan setiap ada pameran, namun pameran juga tidak diadakan setiap tahun, kadang dua tahun sekali kok,” terangnya.
Sebagai fasilitas siswa untuk mengikuti kegiatan ini, ada sembilan mesin jahit yang digunakan siswa untuk berlatih. “Mesin jahit ini disediakan oleh pihak yayasan,” terangnya.
Namun, karena jumlah siswa tak terlalu banyak yakni 41 siswa mulai dari kelas satu hingga tiga, untuk itu mesin jahit tidak bisa berfungsi secara optimal. “Ada satu yang kondisinya rusak, karena lama tidak dipakai, sebetulnya masih baik, tapi karena tidak ada yang pakai, jadi macet,” ungkapnya.
Sejauh ini, kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah di bawah Yayasan Pendidikan Kranggan ini, yaitu bahasa Mandarin, beladiri, pramuka, tata busana, dan musik.
“Untuk tahun ajaran kami ingin menambah kegiatan, yang diinginkan siswa yaitu basket. Dulu sempat ada basket, tapi karena kami tidak punya lapangan jadi setiap latihan harus sewa. Kendalanya biaya sewa cukup mahal, kami kalau latihan di lapangan Kumala Jaya,” tandasnya. (aris wasita widiastuti/nji)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.