Home » » Banyak Mebel Lapuk, Sekolah Berharap Bantuan

Banyak Mebel Lapuk, Sekolah Berharap Bantuan

Written By Harian Semarang on Sabtu, 21 Januari 2012 | 15.12

Kepala sekolah memperlihatkan pintu kelas yang sudah lapuk dimakan rayap (harsem/aris)
KEGIATAN belajar mengajar di SDN Sukorejo 01 terganggu. Pasalnya banyak barang-barang mebel di sekolah tersebut yang sudah rusak dan seharusnya diganti. Kepala Sekolah Supriyanto mengatakan banyak mebel yang sudah berusia tua dan seharusnya diganti yaitu kursi, meja dan almari. “Sudah banyak yang lapuk,” kata dia saat ditemui Harsem di ruang kerjanya, kemarin.

Dikatakan, tak hanya itu, namun atap kelas serta mebel pada pintu juga sudah seharusnya diganti. “Kalau dilihat sekilas mungkin terlihat masih kokoh dan utuh., namun kalau dipegang, ternyata sudah banyak yang rapuh karena dimakan rayap,” jelasnya.

Mengenai kondisi tersebut, hingga saat ini pihaknya sudah mengajukan proposal bantuan kepada Dinas Pendidikan Kota Semarang. “Semoga lekas direspons dan bisa direhab sesegera mungkin,” kata dia.
Dirinya mengaku khawatir jika kondisi tersebut dibiarkan tanpa ada tindakan. “Karena yang pasti itu akan membahayakan siswa sendiri. Saya berharap tentu tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” terangnya.

Dengan mengandalkan dana BOS, dirinya juga merasa tidak mungkin bisa dilakukan. “Karena dana BOS yang kami terima tidak banyak, itu juga karena jumlah siswa kami sedikit,” tambahnya.
Untuk jumlah siswa mulai dari kelas satu hingga enam ada 121 siswa. “Jadi kalau mengandalkan dana BOS untuk perbaikan ini tidak mungkin bisa,” jelasnya.

Hingga saat ini, yang banyak dilakukan sekolah hanya melakukan perbaikan-perbaikan kecil yang tidak memakan banyak biaya. “Misalnya saja mengecat, karena warna dinding sudah pudar, hanya kami tembel-tembel saja,” urainya.

Tak hanya terkendala masalah meubel, namun dengan terbatasnya dana BOS yang diperoleh, sekolah juga kesulitan menambah fasilitas pembelajaran.

“Misalnya saja alat peraga, kami kesulitan untuk menambah. Karena kan dana BOS yang kami dapat juga selain untuk keperluan anak-anak, kami juga harus membayar guru wiyata bakti,” urainya.
Jumlah guru wiyata bakti hingga saat ini ada empat orang. “Honor mereka ya dari dana BOS ini, jadi tidak terlalu banyak,” tuturnya.

Dirinya juga berharap agar kekurangan bisa segera dipenuhi. “Kami berharap semoga pihak swasta atau donatur mau membantu kesulitan sekolah. Karena ini untuk kelancaran pendidikan,” jelasnya.

Namun demikian, diakui, hingga saat ini guru selalu bersemangat dalam mendidik para siswa. “Semangat guru maupun siswa tidak terpengaruh. Kami sebagai pengajar hanya ingin para siswa memperoleh pendidikan yang baik dan bisa mencetak prestasi,” tandasnya. (awi/nji)
Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger