Para siswa kelas enam mengikuti tanya jawab IPA yang dibimbing wali kelas |
TAK hanya mengadalkan tryout dari dinas pendidikan, SD Kuncup Melati mengadakan tryout mandiri dengan soal yang dibuat guru. Namun tak jarang, guru mencari soal di internet agar siswa semakin banyak memiliki bahan untuk pembahasan.
Demikian dikatakan oleh Kepala Sekolah Agustin Indrawati Dharmawan kepada Harsem saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin. Dikatakan, untuk pelaksanaan tryout, memang pihak sekolah tetap mengikuti program yang diadakan Dinas Pendidikan Kota Semarang. “Namun kan kadangkala kami juga mengadakan tryout mandiri,” jelasnya.
Karena keterbatasan dana, sekolah tak menggandeng lembaga bimbingan belajar. Karenanya, sekolah swasta gratis ini lebih banyak mengandalkan guru untuk membuat soal sendiri. “Untuk tryout, guru bisa mencari soal-soal tahun lalu. Selain itu guru kadang mencari bahan dari buku-buku pelajaran,” paparnya.
Untuk lebih memperbanyak pustaka tanya jawab, guru tak sungkan mengkopi soal milik sekolah lain. “Kadang kan sekolah lain punya kumpulan soal yang kami tidak punya. Untuk itu, guru kelas enam saya minta lebih aktif bertanya dan pinjam kalau perlu,” jelasnya.
Kadangkala tryout tetap melibatkan sejumlah lembaga pendidikan di Kota Semarang. “Kadang kami melibatkan lembaga pendidikan untuk menyediakan soal. Pihak yayasan yang akan mengeluarkan dana untuk biaya tryout,” urainya.
Sekolah di bawah Yayasan Khong Kauw Hwee ini memang sangat konsisten menjadikan sekolah tersebut gratis dari iuran apapun yang melibatkan orangtua siswa. “Salah satunya ya untuk tryout ini. Semua ditanggung yayasan, siswa hanya sekedar melaksanakan tanpa harus terbebani biaya,” terangnya.
Dikatakan, pada tahun ajaran lalu, ada sejumlah lulusan SD Kuncup Melati yang berhasil masuk ke SMP negeri. “Ada beberapa siswa yang masuk SMP negeri, ada juga yang masuk ke SMP swasta favorit,” jelasnya.
Pada tahun ajaran ini, dirinya berharap siswa bisa mengerjakan soal dengan baik. “Dengan harapan hasil UN mereka akan baik. Itu akan mempermudah mereka masuk ke SMP negeri, dengan meringankan orangtua dalam hal biaya sekolah,” terangnya.
Namun, bukan berarti tidak ada kendala yang dialami sekolah. “Dukungan orangtua agar siswa belajar di rumah masih sangat kurang,” jelasnya.
Hal tersebut dikarenakan ada orangtua siswa yang kurang peduli. “Kadang kami harus melakukan home visit. Ternyata dari hasil home visit tersebut, kondisi rumah siswa sangat tidak kondusif untuk belajar,” tuturnya.
Meskipun demikian, pihak sekolah terus memberikan semangat kepada siswa untuk meraih cita-cita. “Salah satunya dengan tidak melupakan sekolah. Oleh karena itu guru harus bijak membantu siswa,” tandasnya. (awi/nji)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.