Home » , , » Sekolah Ambruk, Siswa Belajar di Garasi

Sekolah Ambruk, Siswa Belajar di Garasi

Written By p3joeang45 on Kamis, 12 Januari 2012 | 09.10

Sejumlah siswa bermain di sekitar bangunan sekolah yang ambruk
AKIBAT atap gedung sekolah ambruk, sejak 14 Desember 2011 lalu, ratusan siswa SD Negeri Mojosimo Kecamatan Gajah Kabupaten Demakk, harus belajar di garasi dan mushola. Kondisi ini disebabkan belum adanya bantuan untuk rehab gedung sekolah.

Beruntung Kepala SD Mojosimo, Munarti segera memindahkan tempat belajar satu minggu sebelum ambruk. Sehingga saat atap roboh tidak ada siswa berada di di dalamnya. "Untungnya kami sudah memindahkan semua siswa. Mereka belajar di Madrasah Sabihul Huda," akunya kepada Harsem, kemarin.

Menurut Munarti, atap gedung yang memanjang itu ambruk meliputi ruang kelas I, II, III, ruang guru, tiga WC, dan Dapur sekolah. Namun setelah kelas I, II, dan III dipindah belajar di ruang kelas Marasah Sabihul Huda yang tidak jauh dari sekolah, dirinya menjadi was-was. Selain siswa jauh dari pantauan guru, ketika jam istirahat banyak siswa bermain ke sawah.

Dari kekawatiran itu, dua minggu lalu, para guru sepakat menggunakan garasi sepeda untuk ruang kelas I, II, dan kelas III. serta memakai mushola untuk ruang belajar kelas IV. Agar nyaman saat belajar di garasi sepeda, para guru urunan membeli kipas angin dan lampu.

Dari pantauan Harsem, kondisi gedung yang berdiri sejak tahun 1977 ini cukup mengkhawatirkan. Bagian atap gedung sudah hilang. Pihak sekolah berinisiatif menutup pintu kelas agar para siswa tidak bermain di dalamnya. Sementara tiga kelas yang masih bagus digunakan untuk ruang kelas V, VI, dan ruang guru. Sekolah sengaja memilih ruang guru dari bangunan yang bagus, karena untuk menyimpan berkas dan dokumen penting.

Sudah beberapa kali pihak sekolah memohonkan bantuan ke dinas terkait untuk perbaikan, namun belum ada realisasi. SD Mojosimo adalah satu-satu sekolah negeri di Desa Mojosimo. Tahun ini jumlah siswa mencapai 138 siswa. Pihaknya berharap ada bantuan, agar kegiatan belajar mengajar kembali normal. Para siswa dapat belajar dengan tenang, apalagi mendekati Ujian Nasional.

Saat ditemui, siswa kelas III, Elang Ekananda, mengaku  tidak terganggu kendati belajar di garasi. Bocah polos dan riang ini tertawa ketika menjawab pertanyaan wartawan. "Kalau sekolahnya dibuat baru saya mau, gak becek," jelasnya polos.

Sebelum terjadi pemekaran Desa Mojosimo dan Desa Tambirejo, SD Inpres ini bernama SD Tambirejo 2. Sejak bulan Februari 2011 lalu sekolah ini berganti nama SD Mojosimo. Sekitar tahun 2006 sekolah pernah mendapat bantuan ruang kelas namun kondisi semua gedung yang menua harus direhab total. (nji)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger