Home » , , » Jual Software Tidak Laku, Dodolan Awul-awul

Jual Software Tidak Laku, Dodolan Awul-awul

Written By p3joeang45 on Senin, 16 Januari 2012 | 09.45

Pegiat DNCC Udinus berpose usai mengadakan kegiatan
TAK gampang menjual perangkat lunak komputer (software) di Indonesia. Pasalnya, mayoritas masyarakat beranggapan perangkat lunak komputer itu gratis. Saking maraknya pembajakan, banyak orang 'tak tahu' harus membayar lisensi (copy right) untuk menggunakan piranti lunak.

Kondisi itu diprihatinkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Dian Nuswantoro Computer Club (DNCC). Sebagai komunitas mahasiswa yang telah berusia 20 tahun (berdiri 24 Juni 1991), sudah ratusan perangkat lunak mereka ciptakan. Dari sekadar tool sederhana, game, website, tutorial, hingga perangkat lunak yang kompleks.

"Kami pernah menciptakan kamus Indonesia-Inggris berbasis suara," jelas Yusuf Radi Winata, Ketua Umum DNCC.

Perangkat lunak ini dilengkapi English pronunciation (pengucapan dalam bahasa Inggris). Memiliki koleksi kata dan frase bahasa Inggris sebanyak 118.199 dan bahasa Indonesia sebanyak 44.159. "Inputnya pakai keyboard. Hasil terjemahan berupa teks dan voice (suara)," jelasnya.

Perangkat lunak itu dikembangkan Reza Septiana setahun lalu. "Kerap didemonstrasikan ke sesama mahasiswa, pelajar, guru, dan masyarakat umum. Mayoritas mengaku kagum dan tertarik untuk menggunakan," jelasnya.

Tapi sayangnya saat disuruh membeli mereka menolak. "Maunya mengkopi gratis, gak ada yang mau beli," cerita mahasiswa Teknik Informatika angkatan 2009 ini.

Tak mau beli bukan lantaran software kurang berkualitas melainkan karena rendahnya pemahaman akan hak cipta. "Kalau dijual tak laku, tapi begitu ditaruh di internet, yang men-download bejibun,” cerita Yusuf.

Setara Software House
Boleh dibilang, UKM beranggota 260 mahasiswa ini sudah setara software house. Tak semua anggota merupakan mahasiswa jurusan bidang komputer, namun rata-rata piawai coding, bikin perangkat lunak, animasi, atau mengembangkan website. Mereka punya empat divisi, yakni divisi network, web programming, multimedia, dan dekstop application.

Tapi untuk mencari dana, mereka tak jualan software. Karena di Indonesia kurang laku. Pernah beberapa tahun lalu, karena kepepet, mereka jualan awul-awul (baju bekas). "Kalau itu bingung nggak punya dana untuk membiayai kegiatan. Akhirnya kami kulakan baju bekas untuk dijual lagi. Hasilnya lumayan untuk mengongkosi organisasi," ceritanya tergelak.

Sumbangan dana dari universitas tentu ada. Tapi, jumlahnya tidak mencukupi. Untuk itulah, pegiat bersiasat mencari dana.

Tapi masalah kekuranagn dana merupakan cerita lama. Saat ini, DNCC sudah tajir karena punya banyak proyek, baik secara organisasi maupun individu o\pegiatnya . “Ya dikit-dikit kami punya proyek, baik individu maupun organisasi. Ada yang bikin web di instansi dan perusahaan, bikin game flash, bikin animasi perusahaan, atau sekadar ngasih les komputer,” cerita Yusuf.

DNCC juga kerap dilibatkan jika pihak kampus (Udinus) mendapat proyek bidang IT. “Kami kerap dilibatkan, misalnya pembuatan perangkat lunak Penerimaan Peserta Didik (PPD) Kota Semarang. Yang punya proyek kampus tapi kami dilibatkan. Honornya lumayan untuk ukuran mahasiswa,” jelas Yusuf.

DNCC bermarkas di Gedung F lantai 2.11 (pusat kegiatan mahasiswa). Alamat maya di dncc.dinus.ac.id.  Kegiatan rutin adalah mengadakan pelatihan internet di sekolah-sekolah melalui program DNCC Explorer.

Saban tahun. Mereka menyambangi sedikitnya 10 sekolah di Kota Semarang untuk memberi pelatihan komputer dan internet. Pelatihan itu bersifat gratis. “DNCC Explorer diniatkan untuk pengabdian pada masyarakat,” tutup Yusuf. (nji)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger