Home » , » Masuk Kelas, Siswa Wajib Bawa Tiket

Masuk Kelas, Siswa Wajib Bawa Tiket

Written By p3joeang45 on Jumat, 06 Januari 2012 | 18.17

Kepala Sekolah Eni Iswahyuniarti sedang merapikan berbagai macam alat penunjang kegiatan belajar siswa
UNTUK memberikan pengertian konsep kuota, sekaligus agar kegiatan belajar mengajar berjalan efektif, PG-TK Kristen Gergaji menggunakan kalung sebagai salah fasilitas penunjang. Kegunaan kalung untuk menandai apakah suatu area pembelajaran sudah penuh juotanya atau belum. Kepala PG-TK, Eni Iswahyuniarti mengatakan, sistem pembelajaran dengan menggunakan sistem area.

 “Setiap area dibatasi kuoatanya, misalnya satu area maksimal enam anak. Jadi enam siswa yang belajar di area itu akan menggunakan kalung sesuai dengan area. Jadi kalung berfungsi semacam tiket,” jelasnya kepada Harsem saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.

Dikatakan, jika ada siswa yang ingin masuk ke area tertentu, terlebih dahulu mereka memeriksa ketersediaan kalung, apakah ada kalung yang tersisa. “Kalau masih ada, mereka boleh menggunakan kalung tersebut dan masuk ke area itu. Tapi kalau sudah habis, maka mereka harus mencari area lain yang masih ada kalungnya,” paparnya.

Mengenai sistem tersebut, para siswa sudah bisa mengikutinya dengan baik. “Jadi memang lebih banyak siswa yang aktif, kami sebagai guru tidak pernah terlalu mengarahkan siswa mengenai sistem kalung tersebut. Mereka juga sudah bisa mengerti sendiri,” kata dia.

Dijelaskan, ada sejumlah area yang bisa diikuti siswa. Di antaranya ada seni, drama, masak, tulis dan balok. “Semua siswa mengikuti semua area secara seimbang,” jelasnya.

Dikatakan, hal tersebut untuk merangsang kreativitas siswa. “Jadi memang kami masih mengenalkan siswa terhadap semua area. Supaya mereka punya waktu untuk lebih memahami area tertentu,” kata dia.

Salah satu area yang disukai siswa adalah area seni. “Untuk area ini memang siswa terlihat lebih ekspresif. Ada salah satu materi yang disukai siswa, yaitu mengecat. Untuk mengecat ada beberapa bahan yang kami gunakan, salah satunya pelepah pisang,” terangnya.

Dijelaskan, dengan menggunakan bahan-bahan tersebut, para siswa akan lebih senang dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran. “Tidak ada tekanan sama sekali, jadi memang mereka belajar sambil bermain. Kami lebih mengikuti kemauan anak-anak saja,” tuturnya.

Selanjutnya, selain mendampingi, tugas lain guru yang tidak kalah penting adalah ketika siswa mogok. “Kan mereka masih kecil, jadi kadang ada yang mogok atau malas belajar. Itu sudah menjadi tugas kami untuk membimbing mereka dan memberikan penjelasan bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan,” urainya.

Mengenai kendala, hingga saat ini, sekolah yang memiliki 77 siswa dari mulai playgroup hingga TK A dan B ini masih belum memiliki ruangan yang memadai. “Sebetulnya sih ruangannya masih kurang, namun demikian hal tersebut tidak sampai mengganggu kegiatan guru dan para siswa,” tandasnya. (nji)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger