M Taufik berdiskusi dengan mahasiswa perihal karya poster yang dipamerkan |
SEKITAR 80 poster iklan layanan masyarakat (IKM) karya mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Udinus dipamerkan di Galeri Udinus kompleks kampus tersebut, hari ini dan kemarin (3-4/01). Karya-karya mereka merupakan bagian dari tugas mata kuliah.
Meski ‘hanya’ merupakan tugas kuliah, mayoritas poster yang dipamerkan sudah bisa menyampaikan pesan secara tepat. “Suatu iklan dikatakan berhasil jika mampu berkomunikasi dengan siapapun. Dengan kata lain, pesan itu nyampai,’ jelas dosen pembimbing M Taufik, di sela ‘menjuri’ poster-poster karya mahasiswa asuhnya.
Begitu melihat poster, audiens harus langsung ngeh. “Itu sulit. Misalkan iklan dipasang di jalan, ketika pengendara melihat sepintas harus langsung ngerti maknanya,” jelasnya.
Jika unsur itu sudah kena, baru melihat unsur-unsur lain seperti estetika dan lainnya diperkuat. Dia mengatakan poster yang bagus, tak harus benilai seni. Meski itu juga menjadi unsur penguat.
Dari puluhan poster itu, Taufik menunjuk poster ajakan untuk melestarikan badak Jawa merupakan salah satu yang berhasil. “Konsepnya sederhana, gambarnya ikonik tapi pesannya langsung kena,” jelasnya mengomentari karya Lukman Nur S itu.
Pada poster itu, terpampang ikon badak disertai tulisan “Kenali Aku Lebih Dekat. Badak Jawa.”
Taufik juga memuji poster ajakan mewaspadai pedagangan perempuan. Poster karya Siswo Pranoto itu menampilkan gambar tubuh perempuan yang dibalut police line. “Dari sisi tema, perdagangan perempuan merupakan fenomena yang patut diseriusi. Simbol tubuh perempuan dibalut garis polisi juga sangat kena, mengesankan wanita menjadi korban dari berbagai sisi,” jelas alumni Fakultas Pascasarjana ISI Yogyakarta ini.
Beberapa poster lain, menurut Taufik, belum mencapai maqom setinggi itu. Ada yang lemah dari sisi tema, ada yang kontennya terlalu mbingungi, ada pula yang lemah dari sisi teknis. “Tapi biarlah, mahasiswa masih berproses,” jelasnya.
Menurut salah satu mahasiswa, Feri Eko Septiadi, mayoritas mahasiswa butuh waktu sebulan untuk merampungkan tugas bikin poster ini. “Yang bikin lama karena harus bikin proposal dulu,” jelasnya.
Proses pembuatan dimulai dari mencari ide. Kemudian mengeksekusinya menjadi sebuah karya. “Setelah ide muncul, disiapkan teknis eksekusi. Dari bikin foto dan lainnya,” jelasnya.
M Taufik mengatakan, alumni DKV disiapkan untuk menjadi pelaku industri kreatif. “Di Yogyakarta dan Bandung, industri kreatif berkembang pesat. Tapi Semarang belum,” jelasnya.
Selain poster, mahasiswa juga diberi tugas membuat spanduk, baliho, kaos dan karya multimedia lain. “Adapun untuk iklan animasi, sebatas storyboard,” jelasnya. (nji)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.