Home » , , » Selamat Tinggal Banjir…

Selamat Tinggal Banjir…

Written By p3joeang45 on Rabu, 04 Januari 2012 | 18.33

Siswa berolahraga di halaman sekolah yang dulu kerap tergenang banjir
KARENA letaknya di daerah rawan banjir, SDN Muktiharjo Lor Genuk pernah menjadi langganan banjir. Tapi setelah halaman sekolah ditinggikan, mereka bisa berucap “selamat tinggal banjir…” Salah satu guru, Eni Setyawati mewakili Kepala Sekolah Jumadi mengatakan, tahun sebelumnya sekolah sering dilanda banjir. “Biasanya sampai masuk ke ruang kelas maupun kantor. Untungnya pada hujan kali ini tidak banjir, semoga seterusnya begini,” terangnya.

Diakuinya, berbagai upaya sudah dilakukan untuk menanggulangi banjir. “Bahkan upaya tidak hanya datang dari pihak sekolah saja, namun juga dari kelurahan dan kecamatan,” jelasnya.

Dikatakan, beberapa waktu yang lalu, pihak Kecamatan Genuk dan Kelurahan Muktiharjo Lor melakukan kerja bakti di lingkungan sekolah. “Kebetulan di depan sekolah itu ada sungai kecil, dan biasanya sampai kebanjiran itu pas sungainya meluap,” terangnya.

Namun, beberapa waktu yang lalu pihak kecamatan dan kelurahan sudah melakukan kerja bakti membersihkan sungai. “Itu dimaksudkan untuk meminimalisir banjir, kebetulan kami juga dibantu warga sekitar dan tokoh masyarakat juga,” terangnya.

Dijelaskan, selain itu, disiplin dalam hal kebersihan juga diterapkan kepada para siswa. “Setiap saat guru maupun kepala sekolah selalu mengingatkan siswa agar selalu membuang sampah tepat pada tempatnya,” jelasnya.

Dikatakan pula, kepala sekolah selalu mengatakan kepada siswa, kunci dari banjir adalah sampah. “Penerapan yang sudah dilakukan yaitu siswa dari kelas besar memunguti sampah siswa dari kelas rendah, itu supaya kedisiplinan bisa merata dan tertular, dari siswa besar ke siswa kecil,” paparnya.

Sementara itu, banjir yang terjadi beberapa waktu lalu sempat pula mengakibatkan seluruh lingkungan sekolah terendam air. “Tahun lalu cukup parah, bahkan banyak kursi dan arsip yang rusak,” jelasnya.
Selain itu, akses untuk masuk ke sekolah menjadi terganggu. “Kebetulan kan ada beberapa guru yang tinggalnya jauh dari sekolah, jadi terpaksa mereka juga tidak bisa datang ke sekolah saat dikabari kalau sekolah banjir,” jelasnya.

Lantas, karena harus ada arsip-arsip yang diselamatkan, akhirnya para guru yang rumahnya dekat dengan sekolah terpaksa mendobrak almari-almari yang digunakan untuk menyimpan arsip.
 “Kan memang kalau untuk arsip, itu sudah menjadi rahasia masing-masing guru. Dan kunci almari yang digunakan untuk menyimpan arsip-arsip tersebut dibawa oleh guru masing-masing kelas juga. Akhirnya saat itu terpaksa almari-almari didobrak,” jelasnya.

Tak pelak, banjir yang saat itu melanda sekolah tersebut membuat sejumlah barang-barang sekolah menjadi rusak. “Saat itu kursi, dan almari banyak yang rusak, dan akhirnya kami mendapatkan bantuan dari pihak pemerintah kota setelah mengajukan proposal,” jelasnya. (aris wasita widiastuti/nji)
 

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger