Pemimpin Harus Menjunjung Moralitas

SEORANG pemimpin tidak hanya dituntut memiliki kepiawaian memimpin anak buah dengan baik, tapi juga harus memiliki moral yang dapat menjadi contoh bagi seluruh anak buahnya. Moral menjadi penting dimiliki karena merupakan hulu dari falsafah kepemimpinan.

Demikian disampaikan Kepala TVRI Stasiun Jawa Tengah, Farhat Syukur dalam kuliah umum bertajuk Implementasi Nilai-Nilai Kepemimpinan Kontemporer pada Lembaga Penyiaran Publik di Jawa Tengah di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Semarang, Sabtu (15/1). Farhat merupakan satu-satunya pembicara dalam kuliah umum tersebut.

Di hadapan mahasiswa Farhat menegaskan pentingnya moral untuk dimiliki seorang pemimpin. Moral adalah daya tahan atau semangat yang terus bertahan sampai akhir. Dengan moral, segala hal menjadi mungkin dan tidak akan sia-sia.

“Termasuk bagi dunia penyiaran, kreativitas yang bertumpu pada moralitas perlu dimantapkan dan menjadi tanggungjawab yang harus dijunjung tinggi,” tegas Farhat. 

Menurut dia setiap pemimpin yang berhasil selalu mempunyai karakter khas, yaitu mereka yang mencari dan menerima tantangan. Apapun tantangannya mereka tetap percaya diri bergerak dan menuju perbuhan yang baik. Pemimpin pantang menunggu, dan menciptakan keretakan relasi dengan gagasan barunya.

“Istilahnya seorang pemimpin itu harus memiliki pemikiran see and action, artinya dia harus bisa menciptakan gagasan-gagasan baru sekaligus bisa menerapkannya kepada para anak buahnya,” jelasnya.

Dan yang terpenting, lanjutnya, pemimpin harus berani mengambil risiko. Jangan biarkan pemimpin lengah dan lembek menentukan sikap karena itu akan berpengaruh pada kondisi perusahaannya. Menurut Farhat, inti dari implementasi nilai-nilai kepemimpinan adalah visi, panutan, teamwork, keberanian mengambil resiko, selalu rendah hati, dan bersyukur.

Terpisah, Ketua Stikom, Suwatono mengatakan, kegiatan kuliah umum sendiri digelar untuk meningkatkan kualitas mahasiswanya agar setelah lulus mereka bisa langsung terserap oleh lapangan kerja.

“Selain dengan menggelar pelatihan-pelatihan untuk mengasah ketrampilan mahasiswa, kami memang memprogramkan menggandeng para pakar untuk mentranformasikan pengetahuannya melalui seminar atau kuliah umum semacam ini, supaya wawasan dan pengetahuan para mahasiswa bisa semakin bertambah,” tandasnya. (sna/nji)