Home » , » Prestasi Moncer Berkat Disiplin Waktu

Prestasi Moncer Berkat Disiplin Waktu

Written By p3joeang45 on Senin, 02 Januari 2012 | 18.40

Sri Nurwati menyerahkan hadiah kepada salah satu siswa berprestasi
BAGI sebagian orang, menunda-nunda pekerjaan adalah hal yang biasa. Namun tidak demikian halnya dengan Sri Nurwati. Kepala SMA Negeri 11 Semarang ini memiliki prinsip, menghargai waktu itu sama halnya dengan menerapkan disiplin pada diri sendiri.

“Orang yang terbiasa memanfaatkan waktu dengan melakukan berbagai hal positif dan tidak menunda pekerjaan yang diberikan, akan terlihat lebih menonjol dalam kelompoknya,” demikian dikatakan mantan guru di SMAN 1 Semarang ini.

Selain itu, orang yang menghargai waktu cenderung memiliki pemikiran lebih maju dari yang lain. “Itu karena didorong faktor disiplin tinggi dari dalam dirinya. Mereka ini dapat berkiprah dan berkarya jauh lebih baik dalam masyarakat,” jelasnya.

Tak hanya diterapkan pada diri sendiri, namun tradisi baik tersebut juga diterapkan dalam pekerjaan. “Saya selalu mengingatkan rekan-rekan guru maupun siswa untuk senantiasa memanfaatkan waktu yang ada, jangan menunda-nunda pekerjaan yang diberikan. Lakukan tugas dengan cepat dan tepat agar hasil yang didapat bisa maksimal,” urainya.

Dan, berkat kedisiplinannya tersebut, wanita kelahiran 16 Januari 1953 ini meraih sejumlah prestasi yang patut dibanggakan. Tahun 2010 lalu dirinya meraih predikat sebagai kepala sekolah berprestasi I tingkat Kota Semarang serta mendapat ranking IV tingkat Provinsi Jateng. Selain itu, guru teladan I tingkat Kota Semarang juga pernah diraihnya kala masih menjabat sebagai guru di SMAN 1 Semarang.

Di dalam keluarga, motivasi untuk terus belajar juga kental terasa. “Kedua anak saya juga menyelesaikan pendidikan di S2 Unnes,” ujar ibu dari Arief Yulianto dan Anugrah Witjaksono ini.

Meskipun merupakan wanita karier, dirinya juga mengaku dekat dengan kedua putranya tersebut. “Banyak hal yang sering kami diskusikan bersama, dari masalah sosial sampai pribadi. Saran dan kritik biasa kami berikan satu sama lain,” jelas istri dari Alm Achmad Kuntjoro ini.

Tak hanya itu, sebagai orang tua tunggal dirinya juga harus menjadi figur yang kompleks bagi kedua buah hatinya. “Saya sebagai ibu juga sebagai ayah. Dan di dalam keluarga, saya terbiasa menjadikan musyawarah untuk mufakat sebagai cara untuk memimpin keluarga,” jelasnya pengagum BJ Habibie ini.

Sementara itu, disinggung mengenai pengalaman berkesan baginya, dikatakan, saat dirinya menjadi salah satu peserta kepala sekolah SMA/SMK berprestasi tingkat Propinsi Jawa Tengah tahun 2010 silam. “Dari sana saya banyak belajar, bertemu banyak orang yang semuanya punya dedikasi tinggi terhadap pendidikan. Merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya bisa ada di tengah mereka, alhamdulillah saya saat itu juga bisa meraih rangking keempat se Provinsi Jawa Tengah,” paparnya.

Mengenai harapan, mantan kepala SMAN 9 Semarang ini hingga kini masih memiliki obsesi dalam hidupnya. “Saya ingin menjadikan SMAN 11 Semarang sebagai sekolah Model. Bukan hal yang mudah, tapi juga bukan mustahil untuk dicapai. Dengan kerjasama yang baik antara semua pihak yang ada di sekolah, baik guru, karyawan, maupun siswa sendiri, kedepan obsesi saya pasti dapat terwujud,” tegasnya yakin. (nji)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger