Oleh Nino Adisumarto
Fenomena kesurupan – atau sebagian mengistilahkannya dengan kerasukan – masih belum pupus di atas bumi ini. Mengapa yang ‘diserang’ kebanyakan perempuan?
Fenomena kesurupan – atau sebagian mengistilahkannya dengan kerasukan – masih belum pupus di atas bumi ini. Mengapa yang ‘diserang’ kebanyakan perempuan?
Sepekan lebih para siswi SMP Negeri 1 Pringapus, Kabupaten Semarang mengalami kesurupan secara berantai. Puncaknya terjadi pada Kamis (19/1) lalu. Sekitar 20 murid putri kerasukan. Sejumlah paranormal yang didatangkan gagal mengatasi fenomena gaib tersebut, hingga pihak pengelola sekolah meliburkan siswanya hingga Sabtu (hari ini, red).
Kepala SMP Negeri 1 Pringapus Lilik Kusmedi saat ditemui menyatakan, sesungguhnya fenomena kesurupan masal tersebut sudah terjadi sejak Rabu pekan lalu. Awalnya hanya satu dua siswa yang mengalami kesurupan setiap hari. Namun belakangan jumlahnya semakin bertambah.
"Pihak sekolah sudah berusaha mendatangkan kyai dan paranormal untuk menghentikan gangguan ini dengan melakukan doa bersama. Tapi tiap hari tetap ada siswi yang kejang, mulai dari kelas 7 hingga 9. Dan puncaknya kemarin ada sekitar 20 murid kesurupan," katanya.
Dituturkan, kerasukan umumnya dialami para siswi. Dan mereka selalu bertingkah aneh seperti berteriak-teriak histeris, bahkan ada yang tertawa dan menangis sambil minta pulang ke pohon jamblang (duwet) dan makam yang berada di belakang sekolah.
"Yang mengkhawatirkan ada siswi yang kesurupan menyakiti diri sendiri dengan membenturkan kepalanya ke tembok. Tentu saja ini sangat menyulitkan para guru dalam menangani, karena yang kesurupan jumlahnya cukup banyak," terangnya lagi.
Fenomena kesurupan tersebut, lanjut Lilik, praktis menimbulkan gangguan kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Akhirnya para guru sepakat memulangkan para siswinya ke rumah masing-masing.
"Anehnya begitu keluar dari area sekolah mereka yang semula kesurupan langsung sadar," ujar dia. "Hanya ada satu siswi yang setelah pulang ke rumah kembali mengalami kesurupan, dan minta diantar ke sekolah, tepatnya menuju ke pohon jamblang, yang rencananya akan ditebang," imbuh dia.
Untuk mencegah terjadinya hal serupa, lanjut Lilik, pihak sekolah meliburkan siswanya pada Jumat (20/1) dan Sabtu (hari ini, red). Aktivitas KBM di SMP Negeri 1 Pringapus baru aktif kembali Selasa (24/1), karena Senin (23/1) hari libur nasional.
"Selama siswa dan siswi diliburkan, kami terus berupaya melakukan penetralisiran lokasi sekolah dengan mendatangkan para normal dan para ulama untuk melakukan doa bersama," pungkasnya. (ino/rif)
Caps : Para guru SMP Negeri 1 Pringapus terpaksa meliburkan siswa karena adanya fenomena kesurupan masal.
+ komentar + 1 komentar
Saya keyfin aditya/ @keyfin_aditya
Kejadian itu memang telah terjadi,tapi tidak dalam waktu yang lama.
Dan itu pun sudah lebih dari setahun yang lalu.
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.