Setiyo Budi (harsem/dok) |
SEMARANG- Membuka keran komunikasi sebesar-besarnya, menegakkan disiplin dan menjaga kekompakan kerja adalah kiat Setiyo Budi, dalam memimpin SMPN 9 Semarang. Pengajar seni budaya ini membiasakan berkoordinasi dengan semua guru setiap pagi sebelum mengajar agar terjalin komunikasi yang baik.
Selain itu pembinaan juga dilaksanakan setiap hari Sabtu setelah jam mengajar, sehingga program-program sekolah yang dijalankan dapat dievaluasi dan masalah yang timbul bisa segera dicarikan solusinya.
Menurut Budi, untuk mengantar anak didiknya agar mampu berkompetitif dengan sekolah lain, siswa diberi bekal yang cukup sehingga betul-betul memahami mata pelajaran yang diujikan, khususnya yang masuk dalam UN. “Seperti memberikan tambahan pelajaran, mengadakan try out enam kali, mengintensifkan kegiatan belajar mengajar sejak siswa kelas VII, mempertebal keimanan siswa dan guru serta upaya lain yang dapat memberikan motivasi belajar anak didik,” jelasnya.
Meski SMPN 9 Semarang baru dikukuhkan statusnya sebagai RSBI, namun nilai rata-rata UN dalam empat tahun terakhir di atas 9. Dengan prestasi tersebut tahun 2010 sekolahnya berada diperingkat 4 Jawa Tengah. “Dan pada tahun 2011 lalu kami menjadi satu-satunya sekolah berstatus SSN yang ada di Jawa Tengah masuk 10 besar, sementara 9 lainnya berstatus RSBI,” jelasnya.
Atas raihan tersebut, pada Tahun Ajaran 2011/2012 sekolahnya dinaikkan statusnya menjadi RSBI. Alumnus Unnes dan Unissula ini menjelaskan meski berstatus RSBI, namun SMPN 9 Semarang tetap menjadi lembaga pendidikan paling terjangkau. “Dengan rata-rata SPI siswa baru Rp 1,2 juta dan SPP setiap bulannya Rp150.000. Sementara bagi siswa dari keluarga tidak mampu dibebaskan dari semua biaya ,” ujarnya.
Sementara itu, pria kelahiran 20 Oktober 1961 ini semasa kuliah aktif di beberapa organisasi kepemudaan. Dengan jiwa kepemimpinan yang dimiliki, saat ini dia dipercaya sebagai Ketua Sub Rayon 02 SMP Kota Semarang yang memiliki anggota 26 SMP Negeri dan Swasta di wilayah Semarang Timur. Di tingkat Kota Semarang, dia didaulat menjadi Sekretaris Umum Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) yang mempunyai anggota 168 SMP Negeri dan swasta. Tugas lain yang dipercayakan kepadanya adalah Wakil Sekretaris KONI Kota Semarang.
Dengan beberapa tugas yang diembannya, Budi mengaku tetap enjoy dan bisa membagi waktu karena bidang yang digeluti saling berkait. “Keuntungan saya dapat dengan berkiprah di luar sekolah adalah bertambahnya pengalaman dan mendapat banyak teman,” tandas suami dari Mei Eliyana dan ayah dari Hayu Failasufa ini. (awi/15)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.