HALAQAH: Sejumlah cendekiawan kampus tampil sebagai pembicara dalam Halaqah Ulama dan Cendekia. (HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI) |
SEMARANG- Sejumlah cendekiawan kampus seperti KH Rozihan, Prof dr H Amin Husni dan dr H Ismed Yusuf tampil sebagai pembicara dalam Halaqah Ulama dan Cendekia memperingati Isra' Mikraj Nabi Muhammad SAW, Sabtu (23/6) lalu.
Pada acara yang diadakan di Aula Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) tersebut, dr Ismed menyatakan, orang gila tidak punya kewajiban sholat, tetapi kalau orang sehat wajib.
"Tetapi orang yang asalnya gila, setelah diterapi menjadi sehat, kemudian lupa akan kewajiban sholat, kalau tidak melaksanakan sholat kelak masuk neraka," tandasnya.
Jika dibiarkan saja tetap gila, tidak sholat pun akan masuk surga. Namun di satu sisi dokter kesehatan jiwa punya tanggung jawab untuk menyembuhkan orang gila. Pertanyaanya apakah orang yang gila perlu disembuhkan atau tidak?
"Beberapa kali para dokter kesehatan jiwa berkumpul dan mendiskusikan soal ini, akan tetapi belum ada kesimpulan yang pasti," papar pengelola Yayasan Kesehatan Jiwa FATWA Semarang itu.
Sedang menurut KH Haris Shadaqah, “Sekecil apapun perbuatan baik seseorang, Allah pasti akan menghargainya”.
Ulama tersebut menceritakan perjalanan Nabi Muhammad SAW ke Sidrotul Muntaha menghasilkan dikuranginya pelaksanaan ibadah sholat yang semula dijalankan 50 kali sehari yaitu pada masa Nabi Musa AS.
"Kini hanya lima kali dalam sehari. Walaupun begitu umat Islam masih sering malas dalam menjalankan ibadah sholat," tegasnya. Selama ini, dalam menjalankan sholat, manusia masih dalam tataran bentuk fisik semata.
"Hanya wujud luarnya atau gerakan yang bersifat formalitas sebagai pengguguran kewajiban," terangnya.
Penguatan pelaksanaan sholat yang dapat berdampak pada terwujudnya sholat yang mencegah dari kekejian dan kemungkaran, adalah dalam tataran Iqomatis Sholat yaitu menyeluruh, menggunakan aspek spiritual dalam pelaksanaannya.
Sekretaris panitia, Ahsan Fauzi menuturkan acara halaqah yang digelar oleh Bidang Ketakmiran Badan Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) ini dihadiri oleh 250 peserta.
Baik dari unsur perguruan tinggi, pondok pesantren, takmir dan remaja masjid, ormas islam, OKP serta LSM. "Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar, peserta sangat antusias," ujarnya. (awi/15)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.