Home » , , , » Mahasiswa UteM Malaysia yang Kuliah di Udinus Seronok di Jamban Karaoke, ke Kampus Naik Fixie

Mahasiswa UteM Malaysia yang Kuliah di Udinus Seronok di Jamban Karaoke, ke Kampus Naik Fixie

Written By p3joeang45 on Kamis, 19 Januari 2012 | 09.13

Para mahasiswa UteM Malaysia berpose di ruang lobi studio TVKU Udinus
MENGHABISKAN waktu senggang dengan berkaraoke menjadi salah satu alternatif hiburan tiga mahasiswa Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM) Malaysia yang kuliah di Jurusan Teknik Elektro Udinus. Mereka adalah Muhammad Nur A'dnan bin Abu Bakar, D'azhma Shah bin Daut C Daud, serta Faiz.

Selain ketiganya, ada belasan mahasiswa UteM yang kuliah di jurusan teknik inforrmatika. Mereka merupakan bagian dari program pertukaran pelajar, yakni student mobility dan beasiswa unggulan.
Karaoke Inul Vista di Jalan Gajahmada Semarang menjadi pilihan favorit ketiganya. "Seronoknya menghabiskan waktu di karaoke jamban," cerita A'dnan saat ditemui di studio TVKU Udinus, pekan lalu.

Karaoke jamban, apaan tuh? "Karaoke jamban itu maksudnya bilik, bilik karaoke," ujar A'dnan dengan tergelak menyadari kebingungan Harsem.

Dia memberi istilah 'jamban', istilah Melayu untuk kata 'bilik' karena karaoke di Indonesia dilakukan di bilik. Makanya lebih 'seronok' alias asyik. Beda dengan di Malaysia, karaoke menggunakan vending machine mirip mesin permainan ketangkasan. Untuk berkaroke, pengguna memasukkan token alias koin. Satu token dengan harga 1 ringgit malaysia untuk satu lagu. "Seperti di Indonesia, di Malaysia juga booming karaoke. Tapi modelnya beda, di sana pakai alat serupa vending machine, mainnya pakai koin. Tidak pakai bilik," ceritanya .

Apa lagu-lagu favorit para mahasiswa UteM ini? Lagu Isabella ternyata paling disuka. O lala, itu lalu jadul banget. "Tembang-tembang nostalgia dari Search, Iklim, Siti Nurhaliza memang  disuka," jelasnya.

Dengan berkaraoke, para mahasiswa dari negeri jiran ini bisa merasakan atmosfer perbedaan Indonesia-Malaysia. Menuurut D'azhma, secara umum negara serumpun ini relatif sama. "Segi modernitas, pendididikan, transportasi, relatif sama," jelasnya.

Bedanya, rakyat Indonesia relatif lebih ramah. Barusan ketemu, sudah bisa ngobrol ngalor ngidul bahkan berbagai rokok. Di Malaysia, hubungan sosial tak seintim itu.

Para mahasiswa ini memang punya banyak duit untuk 'makan angin'. Pasalnya uang saku mereka berasal dari tiga sumber. Selain sangu dari kampus asal (UteM), uang saku dari kampus tempat kuliah (Udinus), juga dari orangtua masing-masing.

Tak heran, meski cuma satu semester di Semarang, mereka sudah melanglang ke berbagai penjuru. Borobudur, Bandung, Bali, hingga Jepara pernah mereka jelajahi. "Apalagi yang dekat-dekat macam pasar Johar, Simpanglima, atau Tugumuda," jelas Faiz.

Mereka kuliah di Udinus sejak 12 September dan rencananya akan selesai bulan depan. Selama tinggal di Indonesia, mereka diasramakan di beberapa tempat. Ketiga mahasiswa UteM ini tinggal di sebuah asrama di belakang kawasan oleh-oleh bandeng presto di Jalan Pandanaran. "Kami bertiga tinggal di asrama dengan didampingi seorang dosen," cerita Faiz.

Sepeda onthel menjadi pilihan mereka untuk beraktivitas, baik ke kampus maupun jalan-jalan. Selain sehat, juga lebih murah. Tak ribet, tak harus mengurus rebuwes mengemudi dan tetek bengek lain. D'azhma pakai sepeda fixie, dua lainnya gunakan sepeda onthel biasa. "Kami beli di pasar Bulu beberapa hari setelah tinggal di Indonesia," jelas D'azhma.

Dekan Fakultas Teknik Udinus Yuliman mengatakan, ketiga mahasiswa UteM ini mengambil mata kuliah secara multisemester. "Kuliah yang diambil multisemester," jelasnya di ruang dekanat. Sistem multisemester ditempuh karena dipilih agar mata kuliah yang benar-benar sama, baik di Udinus dan di UteM.

Selain dari UteM, fakultasnya juga menerima mahasiswa asal papua Nugini. "Dulu juga ada mahasiswa Papua. Mereka kuliah bukan ikut program tertentu, tapi mendaftar sendiri," jelasnya.

Banyak manfaat yang dipetik Udinus dengan menerima mahasiswa asing. "Salah satunya, mewujudkan Udinus sebagai kampus internasional. Para mahasiswa dan dosen akan memiliki pengalaman baru karena srawung dengan mahasiswa asing," jelasnya. (bersambung) (nji)

Share this article :

+ komentar + 1 komentar

26 Desember 2018 pukul 18.25

Wah mantap udinus kini bisa menjadi universitas swasta di Jawa Tengah yang terakreditasi A, Mantap!

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger