Home » , , » Diana Patricia Pasaribu Hasibuan Raih Doktor di Usia 77 Tahun

Diana Patricia Pasaribu Hasibuan Raih Doktor di Usia 77 Tahun

Written By putra on Jumat, 05 Oktober 2012 | 08.54

DISERTASI DOKTOR : Diana Patricia Pasaribu Hasibuan menunjukkan disertasi doktornya ( HARSEM/JBSM/LEONARDO AGUNG B )
SEMARANG- MESKIPUN telah memasuki usia senja, kondisi tersebut tidak membuat Diana Patricia Pasaribu Hasibuan berhenti menimba ilmu. 

Wanita kelahiran Laguboti, Tapanuli Utara pada 8 Januari 1935 yang pernah bekerja sebagai perawat di RS Brayat Minulyo-Solo ini justru bersemangat menyelesaikan disertasinya yang berjudul ''Kepemimpinan Pastoral di Gereja Katolik dan Gereja Kristen Protestan Menuju Persatuan'' di Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia (STTBI) hingga berhasil meraih gelar doktor.
 
Bahkan Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) melalui Senior Manager Muri Paulus Pangka pun memberikan piagam penghargaan Muri kepada Diana sebagai ''Wanita Sarjana Strata 3 Tertua'' dengan usia 77 tahun di Kantor Jamu Jago Jalan Perintis Kemerdekaan Semarang pada Kamis (4/10).

''Semua materi disertasi tersebut merupakan karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya. Sebelumnya saya pernah membuat disertasi dengan menggunakan laptop. Tetapi karena tidak familiar menggunakannya, ketikan sebanyak 24 halaman hilang semua,'' kata Diana yang kini berdomisili di Jalan Setiabudi 6 No 55 Jakarta Selatan.

Berbekal pengalaman tersebut, istri dari Mangantar Cornelius Hasibuan ini berbalik menggunakan mesin ketik untuk menyelesaikan disertasinya yang berjumlah 323 halaman dalam waktu tiga bulan. 

Selama menyelesaikan disertasinya tersebut, wanita yang telah dikaruniai 6 putra dan 12 cucu ini mengaku banyak sekali menghadapi rintangan seperti sering diomeli sang suami. 

Salah satu pengalaman yang tidak terlupakan ketika dirinya pulang kuliah namun suaminya tidak bisa menjemput. Padahal saat itu Diana tidak membawa uang yang cukup.

''Saya disuruh naik angkot dan menunjukkan kartu mahasiswa supaya ongkos pulangnya tidak disamakan seperti penumpang umum lainnya,'' kata Diana. Namun ketika dirinya turun dan membayar ongkos angkutan sebanyak Rp 500, kondektur angkot justru marah-marah meskipun dia sudah menunjukkan kartu mahasiswa.

Paulus Pangka menambahkan, sebelumnya Diana juga pernah mendapatkan dua piagam dari Muri sebagai ''Wanita Sarjana Strata 1 Tertua'' usia 67 tahun dan ''Wanita Sarjana Strata 2 Tertua'' usia 73 tahun. ''Rekor ini tercatat dalam Muri yang ke 5612,'' pungkasnya. (Leonardo Agung B/JBSM/15)





Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger