Home » » Penyair Tua-Muda Menyatu dalam Buku

Penyair Tua-Muda Menyatu dalam Buku

Written By p3joeang45 on Senin, 02 April 2012 | 21.01

BACA PUISI: Djawahir Muhammad saat membacakan puisi dari buku 7 Jemari Penyair
SEMARANG-Tak ada batasan antara penyair tua dan muda. Itulah yang ingin disampaikan sekumpulan seniman puisi dari Pantura. Belum lama ini, Aras Sandi, Asy’ari Muhammad, Sulis Bambang, Didiek Soepardi Ms, Djawahir Muhammad, Hadi Sulistiyono R (Hadi Lempe), Ratu Ayu Neni Saputra mengumpulkan goresan puisi yang mereka buat melalui buku yang berjudul 7 Jemari Penyair.

Baru-baru ini, puisi-puisi itu dibacakan kreatornya. Didiek Soepardi membacakan puisi berjudul Kabut di Atas Negeri. “Puisi ini saya buat sebagai bentuk kegelisahan atas permasalahan di Indonesia,” jelasnya.

Djawahir Muhammad juga membacakan sejumlah karya puisinya, salah satunya yang berjudul Angin. “Ini saya buat sekitar 39 tahun yang lalu, saat saya mengalami cinta pertama. Tapi tidak berani saya ungkapkan, jadi saya tuangkan lewat puisi,” ujar budayawan Semarang tersebut.

Kepada sejumlah wartawan, dirinya mengatakan, ada tujuh penyair yang terlibat dalam penggarapan buku ini. “Untuk asal daerah, ada yang dari Cirebon, Jepara, Pekalongan dan Semarang,” jelasnya.

Dijelaskan, proyek tersebut merupakan gabungan dari penyair-penyair tua dan anak-anak muda. “Puisi yang ditulis ada yang serius, namun banyak juga yang guyonan,” jelasnya.

Dikatakan, untuk orientasinya belum pada kualitas. “Namun yang paling penting bagaimana kami bisa menerbitkan puisi dengan semangat indie. Kalau ada musik indie, maka kami ini jug ada puisi indie atau gotong-royong,” paparnya.

Dijelaskan, pihaknya ingin membuktikan, puncak-puncak kreativitas tidak hanya bisa dicapai oleh penyair-penyair senior atau penyair besar. “Padahal kan sebetulnya kesenian ini sederhana. Ketika orang senang puisi kemudian ditulis. Itu sudah bisa dibaca dan dinikmati,” jelasnya.

Pada proyek buku tersebut, dijelaskan, ada puisi yang dihasilkan ibu rumah tangga, mahasiswa. “Atau kakek-kakek seperti saya ini,” selorohnya.

Yang penting adalah semangat guyubnya. “Ini merupakan kolaborasi pertama, rencananya kami akan berkeliling ke empat kota asal penulis-penulis puisi ini,” tandasnya. (awi/16)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger