Jelas, guru adalah manusia biasa sehingga mereka “berhak” salah dan alpa. Tapi jika mereka salah, bolehkan siswa mengingatkan?
SUARA guru sangat lirih sehingga siswa tak bisa mendengarnya. Akibatnya banyak siswa tak konsentrasi pelajaran. Itulah salah satu “keluhan” Dwi Nur, pelajar SMP di Kota Semarang. Siswa kelas VII SMP Negeri 10 Semarang ini mengatakan, dirinya pernah menjumpai guru yang kurang bagus cara mengajarnya. “Bicaranya pelan banget, jadi kami tak bisa dengar,” kata ditemui Harsem, kemarin.
Dikatakan, dirinya maupun teman lain pernah mengeluhkan hal tersebut kepada guru yang bersangkutan. “Tapi tak digubris. Dia juga tidak merubah suaranya supaya lebih lantang,” imbuhnya.
Begitulah, guru memang bukan makhluk sempurna. Jadi wajar jika mereka memiliki kelemahan. Sayangnya, banyak siswa yang bingung bagaimana mengkomunikasikan. Padahal jika tak diberitahu, mungkin guru tak menyadari kelemahannya.
Seperti yang dialami Dwi Nur. Dia hanya bisa “curhat” dengan sesama teman. “Paling susah ketika dikte. Karena volume pelan sekali, akhirnya kami tidak mencatat sama sekali,” jelasnya.
Ketika ditanya mengapa tak menyampaikan keluhan terhadap guru lain atau kepala sekolah, dia mengaku tak berani melakukan.
“Saya tidak berani protes. Takutnya nanti malah kena marah. Lagi pula protes kami belum tentu direspon. Bagaimana kalau ternyata malah dicuekin,” lanjutnya. Ketakutan Dwi tentu berlebihan. Mereka menduga, kalau mengingatkan guru akan kena marah. Padahal guru justru butuh masukan perihal tata cara mengajar.
Dia juga pernah mengeluh, seorang guru sedang menulis di papan tulis juga tulisannya terlalu cepat, sehingga membingungkan siswa. “Kan akan lebih baik kalau nulis sekaligus menerangkan. Jadi kami akan cepat mengerti dan memahami,” tambahnya. Siswa lain, Melisa mengatakan kerap ragu untuk mengingatkan guru. “Takut dimarahi,” ujarnya, akunya.
Berbesar Hati
Di mata Sabila, tak apa-apa mengingatkan guru jika melakukan kesalahan. Dia mengaku pernah menemui guru yang salah dalam menyampaikan materi. “Maka kami menyampakaian hal itu. Ternyata dia juga langsung menyadari kesalahannya dalam menyampaikan materi,” ujarnya.
Apalagi jika pelajaran yang disampaikan juga sangat penting. “Kalau pelajaran yang disampaikan salah kan akibatnya bisa buruk. Apalagi kalau mata pelajarannya termasuk mata yang diujikan di Ujian Nasional (UN),” terangnya.
Beberapa kali diakui Sabila, dirinya mengetahui guru salah saat mengajar. “beberapa kali kali juga siswa mengingatkan, ternyata nggak apa-apa kok. Mereka selalu berbesar hati untuk memperbaiki kesalahan,” pungkasnya. Nah, kalau begitu, jangan takut “berdebat” dengan guru. (aris wasita widiastuti/nji)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.