Home » , » “Guru Boleh Salah, Tapi…”

“Guru Boleh Salah, Tapi…”

Written By Harian Semarang on Sabtu, 27 November 2010 | 02.07

GURU pernah salah tentu hal lumrah. Namun jika terlampau sering, bisa membuat siswa hilang kepercayaan. Menurut Kepala SMP Negeri 04 Semarang Teguh Waluyo, solusinya guru mesti akrab dengan siswa. “Agar jika melakukan kesalahan, siswa tak takut mengingatkan,” ujarnya.

Menurut Teguh Waluyo, cara penyajian atau pembawaan guru ketika memberikan materi kepada siswa merupakan salah satu faktor penting dari kualitas pelajaran. “Kalau cara penyajian kurang familier, maka secara tak sengaja akan menciptakan jarak antara guru dengan siswa. Oleh karenanya siswa menjadi spaneng atau tegang,” paparnya.

Dijelaskan, kesalahan dalam penyampaian materi tersebut biasanya dialami oleh guru baru. “Mereka masih miskin pengalaman. Namun harus diakui juga bahwa kejadian tersebut bukan hanya dialami oleh guru baru. Namun juga oleh guru senior yang notabene sudah banyak makan asam garam,” paparnya.

Dikatakan, karakter pribadi guru menjadi sebuah faktor penting berhasil atau tidaknya materi tersebut sampai kepada siswa. “Kalau guru cenderung kaku, maka saya rasa pelajaran akan menjadi kurang efektif,” imbuhnya.

Dia juga mengatakan, dari pengalamannya sebagai guru dan kepala sekolah, guru yang disenangi siswanya akan lebih mudah memberikan materi kepada siswa.

“Kalau senang kepada gurunya, otomatis senang pelajarannya. Berarti guru yang bersangkutan telah berhasil menyampaikan materi kepada siswa. Sebaliknya, jika guru cenderung kaku dan tak mau dekat dengan siswa, tak dipungkiri siswa akan malas mengikuti pelajaran yang diampu guru,” paparnya.

Menurutnya, guru yang disenangi siswanya, jika tak sedang di tempat atau mengosongkan pelajaran, siswa tak segan mencarinya. “Namun kalau guru tersebut tak disukai siswa, maka suatu hari ketika berhalangan hadir, siswa akan sorak-sorak bergembira,” terangnya.

Dijelaskan Teguh, akan sangat disayangkan jika guru salah saat mengajar. “Jika ada guru salah konsep dalam mengajar, saya yakin kesalahan itu akan selalu diingat siswa,” urainya.

Untuk itu Teguh berharap guru terus belajar. Karena bagaimana pun, guru adalah jendela ilmu. “Guru harus terus belajar agar semakin mumpuni,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan, hubungan antara guru dengan siswa tidak sebatas saat di sekolah. Namun akan semakin baik jika ada hubungan silaturahmi yang terjalin diantara keduanya. (awi/nji)
Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger