SEBAGAI seorang siswa, Agung Barata (16) tentu sangat ingin menjadi pandai dan tahu hal-hal yang belum ia ketahui. Untuk itu, pun merasa dituntut untuk tidak takut atau malu bertanya kepada siapa saja. Termasuk kepada guru yang mengajarnya di kelas. Ia pun berusaha jadi siswa kritis terhadap banyak hal agar bisa jadi pintar.
Namun berbicara soal sikap kritisnya, remaja yang saat bersekolah di SMK Negeri 7 Semarang itu mengaku pernah punya pengalaman tidak mengenakkan dari salah satu guru ketika ia masih duduk di bangku SMP dulu.
“Waktu itu guru memberikan tugas rumah. Kami diminta menjawab soal-soal yang ada di buku LKS. Perintahnya, kami harus mengisi semua soal-soal itu, tidak boleh tidak,” ceritanya kepada Harsem saat ditemui beberapa hari lalu.
Merasa ingin lebih banyak tahu, ia pun melayangkan pertanyaan kepada sang guru.
“Bagaimana kalau ada yang tidak bisa kami kerjakan?” ucapnya mencontohkan pertanyaan yang ia layangkan kepada gurunya waktu itu. Lalu, sang guru berkata “Yang penting diisi,” ucap siswa yang saat ini duduk di kelas I Jurusan Teknik Mesin itu, menirukan jawaban sang guru.
Mendapat jawaban sang guru itu, batin Agung pun sedikit bergolak. Dalam benaknya ia bertanya, daripada menjawab asal-asalan lebih baik tidak mengisi. Lalu saat dilakukan koreksi, guru memarahinya karena ia dianggap tidak patuh. “Saya dihukum menulis kalimat dari soal yang tidak saya isi. Setiap soal harus saya tulis sebanyak 51 kali,” terangnya.
Hingga saat ini, ia tidak tahu kenapa sang guru melakukan hal itu. Jika tujuannya untuk membuatnya siswa patuh kepada guru, kenapa harus dilakukan secara kurang benar.
“Bukankah jika belum tahu jawabannya, mestinya harus dicari tahu. Untuk itu guru harus memberi tahu atau ikhlas menerangkannya. Bukan tetap menyuruh kami menjawab asalasalan,” tandasnya. (sna/nji)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.