AIR pasang atau rob yang rutin melanda di hampir setiap pemukiman penduduk yang berada di tepi pantai menjadi masalah utama yang harus ditangani serius. Karena selain keberadaan rob menimbulkan kerugian materi, juga mengganggu kenyamanan dan ketenangan warga.
Warga yang tinggal di kawasan rob kerap dibuat repot mengungsikan perabot rumah tangganya setiap kali rob datang. Pasalnya, air laut itu membuat barang mudah rusak dan berkarat. Hal itu tentu sangat melelahkan.
Bertolak dari permasalahan tersebut, tiga siswa kelas XI IPA Olimpiade SMAN 3 Semarang menawarkan solusi dengan rancangan kontruksi lantai terapung bagi rumah di kawasan rob.
Tujuan mereka membuat kontruksi tersebut, agar warga lebih tenang menghadapi rob. Karana saat rob datang lantai akan mengapung secara otomatis. Sehingga barang dan perabot di dalam rumah tidak tenggelam dan rusak.
Desain kontruksi lantai terapung yang dirancang Siti Setyawati Mulyana Putri, Dwi Syafiar Bayu Aji, dan Yasinia Annisa Purbomurti ini terbuat dari material utama bambu dan jerigen bekas ukuran empat liter.
Alasan dipilihnya material tersebut, melihat keduanya mempunyai masa jenis yang relatif kecil sehingga mudah terapung di atas air.
“Kami memilih bambu dan jerigen bekas karena keduanya lebih mudah terapung. Selain itu, dengan penggunaan jerigen bekas berarti membantu mengurangi sampah plastik yang sekarang menjadi masalah utama di bumi ini,” terang Siti mewakili kedua temannya, belum lama ini.
Siti menjelaskan, cara pembuatan lantai terapung ini sangat mudah. Bambu dipotong sesuai dengan ukuran ruangan yang akan dipasangi. Kemudian dirangkai menjadi bingkai segiempat. Berikutnya, diisi dengan jeringen yang disusun sedemikian rupa membentuk lantai rumah.
Untuk menjaga agar susunan jerigen tidak mudah tercerai berai, konstruksi dibungkus dengan jaring.
Prinsip kerjanya, lantai terapung diletakkan di ruangan layaknya lantai rumah. Ketika rob datang dan masuk ke rumah, lantai secara otomatis akan mengapung dan mengangkat perabot rumah di atasnya.
“Jerigen yang disusun membentuk lantai terapung itu dimaksudkan agar mampu mengangkat beban di atasnya seperti prinsip kerja sebuah rakit. Sementara ukuran jerigen yang akan dipakai, bisa disesuaikan dengan berat perabot yang akan ditempatkan di atasnya,” imbuhnya.
Rancangan kontruksi yang pernah masuk Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2010 ini bisa mengurangi permasalahan warga yang tinggal di daerah rob. Namun diakuinya, kontruksi lantai terapung hanya bisa digunakan untuk perabot yang tidak terlalu berat. Ketika mengapung akan membuat jarak antara lantai dan atap menjadi pendek. (sna/nji)
Warga yang tinggal di kawasan rob kerap dibuat repot mengungsikan perabot rumah tangganya setiap kali rob datang. Pasalnya, air laut itu membuat barang mudah rusak dan berkarat. Hal itu tentu sangat melelahkan.
Bertolak dari permasalahan tersebut, tiga siswa kelas XI IPA Olimpiade SMAN 3 Semarang menawarkan solusi dengan rancangan kontruksi lantai terapung bagi rumah di kawasan rob.
Tujuan mereka membuat kontruksi tersebut, agar warga lebih tenang menghadapi rob. Karana saat rob datang lantai akan mengapung secara otomatis. Sehingga barang dan perabot di dalam rumah tidak tenggelam dan rusak.
Desain kontruksi lantai terapung yang dirancang Siti Setyawati Mulyana Putri, Dwi Syafiar Bayu Aji, dan Yasinia Annisa Purbomurti ini terbuat dari material utama bambu dan jerigen bekas ukuran empat liter.
Alasan dipilihnya material tersebut, melihat keduanya mempunyai masa jenis yang relatif kecil sehingga mudah terapung di atas air.
“Kami memilih bambu dan jerigen bekas karena keduanya lebih mudah terapung. Selain itu, dengan penggunaan jerigen bekas berarti membantu mengurangi sampah plastik yang sekarang menjadi masalah utama di bumi ini,” terang Siti mewakili kedua temannya, belum lama ini.
Siti menjelaskan, cara pembuatan lantai terapung ini sangat mudah. Bambu dipotong sesuai dengan ukuran ruangan yang akan dipasangi. Kemudian dirangkai menjadi bingkai segiempat. Berikutnya, diisi dengan jeringen yang disusun sedemikian rupa membentuk lantai rumah.
Untuk menjaga agar susunan jerigen tidak mudah tercerai berai, konstruksi dibungkus dengan jaring.
Prinsip kerjanya, lantai terapung diletakkan di ruangan layaknya lantai rumah. Ketika rob datang dan masuk ke rumah, lantai secara otomatis akan mengapung dan mengangkat perabot rumah di atasnya.
“Jerigen yang disusun membentuk lantai terapung itu dimaksudkan agar mampu mengangkat beban di atasnya seperti prinsip kerja sebuah rakit. Sementara ukuran jerigen yang akan dipakai, bisa disesuaikan dengan berat perabot yang akan ditempatkan di atasnya,” imbuhnya.
Rancangan kontruksi yang pernah masuk Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2010 ini bisa mengurangi permasalahan warga yang tinggal di daerah rob. Namun diakuinya, kontruksi lantai terapung hanya bisa digunakan untuk perabot yang tidak terlalu berat. Ketika mengapung akan membuat jarak antara lantai dan atap menjadi pendek. (sna/nji)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.