Home » , » Pendidikan Maju, Optimistis Lebih Bermutu

Pendidikan Maju, Optimistis Lebih Bermutu

Written By Harian Semarang on Senin, 03 Januari 2011 | 06.17

SEPANJANG 2010, dunia pendidikanKota Semarang mengalami kemajuan. Paling tidak dalam rentang setahun ini perhatian pemerintah untuk memajukan pendidikan terbilang serius.

Lihat, misalnya, pengalokasian anggaran pendidikan yang melebihi amanat undang-undang, mencapai 30%. Selain itu, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Walikota Soemarmo telah merumuskan delapan sasaran pendidikan (Sapta Program) yang akan diwujudkan dalam lima tahun mendatang.

Di antaranya peningkatan pemerataan dan jangkauan akses pelayanan pendidikan hingga mencapai 90%, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan hingga 75%, penyelenggaraan pendidikan anak berkebutuhan khusus serta mengembangkan budaya baca. Sasaran-sasaran itu akan diwujudkan dengan enam program pendidikan yang ditangani Disdik Kota Semarang.

Pada inventarisasi yang dilakukan pemerintah, ditemukan sebanyak 180 sekolah dari 460 SD dan SMP di Kota Semarang mengalami kerusakan pada fisik gedungnya. Pemerintah lantas menargetkan perbaikan seluruh sekolah rusak selesai 2013, dengan memrioritaskan perbaikan sekolah yang rusak berat dan berada di pinggiran.

Untuk pelaksanaan perbaikan di tahun 2010, pemerintah telah menggelontorkan dana Rp 5 miliar dari Dana Percepatan Infrastruktur Pendidikan (DPIP). Yakni Rp 3,5 miliar dari pusat dan Rp 1,5 miliar dari provinsi. Tentu, ini sebagaimana yang diharapkan banyak pihak.

Abdurrachman Faridi, Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan dan Pelayanan Bahasa Unnes merasa gembira melihat pelaksanaan pendidikan di Kota Semarang.

Menurutnya, upaya pemerintah dalam memerhatikan sarana dan prasana pendidikan merupakan wujud keseriusan yang akan sangat berarti bagi kemajuan pendidikan.

“Selama ini sekolah banyak menghadapi kendala dengan diberlakukannya program sekolah gratis. Bahkan, kebanyakan sekolah merasa takut melakukan penggalian dana secara mandiri untuk memerbaiki kerusakan sarana dan prasarana kepada wali murid. Padahal mereka tak punya sumber dana lain. Akhirnya mereka terpaksa menelantarkannya sehingga kegiatan pendidikan tidak optimal,” jelasnya.

Menurutnya, meningkatkan mutu pendidikan dengan mengandalkan dana BOS saja tidak cukup. Karena selama ini, banyak sekolah merasa tidak bisa meng-cover semua kebutuhan. Celakanya, jika dana tersebut mengalami keterlambatan pencairannya.

“Mestinya, kalau menuntut mutu pendidikan bagus, semua komponen harus memahami sekolah gratis secara proporsional. Namun, dengan apa yang mulai dilakukan pemerintah sekarang tentu menjadi angin segar bagi kemajuan pendidikan,” imbuhnya.

Tak kalah menggembirakan, sekolah-sekolah berstandar internasional mulai bermunculan dan menyebar hingga ke pelosok-pelosok daerah. Namun, tidak bisa dipungkiri jika ada beberapa di antaranya yang memasang standar tersebut hanya sebatas label.

Lebih terkesan memaksakan diri padahal belum betul-betul memenuhi syarat, seperti belum siapnya SDM bertaraf internasional. “Pelaksanaan standarisasi harus dikaji ulang, supaya ke depan dapat berjalan optimal. Persiapkan kualifikasi guru sesuai standarnya,” harapnya. (nji)
Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger