Home » , » Berpuasa demi Tas, Senang Ikut Klothekan

Berpuasa demi Tas, Senang Ikut Klothekan

Written By r.ny siikecilQue on Kamis, 11 Agustus 2011 | 13.22

Berlin
Anak-Anak Belajar Puasa (upper)
Oleh Aris Wasita Widiastuti

Bagi anak-anak, menahan lapar dan dahaga terasa memberatkan. Kadangkala mesti diiming-imingi hadiah agar mau berpuasa.

DEMI tas dan topi, akhirnya Adi Sukma Putra Ramadhan (7) mau berpuasa meski hanya kuat sampai setengah hari. Siswa kelas satu SD Muhammadiyah 04 Semarang ini mengaku, awalnya tidak ikut puasa. “Biasanya saya nggak ikut puasa, tapi kakak saya nyuruh puasa. Nanti kalau kuat puasa sampai hari terakhir, katanya mau dibelikan tas dan topi,” jelasnya.
Dikatakan, awalnya dirinya merasa enggan puasa karena takut tidak kuat menahan haus dan lapar. “Karena kalau siang kan panas, jadi takut lemas dan kehausan,” jelasnya.
Ternyata, dia mengaku tidak pernah merasa haus ataupun lapar. “Karena di sekolah banyak teman yang ikut puasa, bahkan ada yang sudah bisa puasa penuh. Kalau saya belum bisa,” jelasnya.
Dirinya mengatakan, bahkan saat ini sudah bangun sendiri kalau saat sahur tanpa menunggu dibangunkan orangtua ataupun saudara. “Saya bangun jam tiga dinihari. Saya juga ikut klothekan membangunkan orang sahur,” jelasnya.
Dia mengaku sangat senang mengikuti acara klothekan. “Saya senang, ikut mukul-mukul botol minuman menggunakan kayu sambil berteriak membangunkan orang untuk sahur, sambil jalan berkeliling kampung,” jelasnya.
Adi yang selalu membatalkan puasa dengan minum air putih ini mengaku senang bisa membangunkan orang-orang di kampungnya. “Karena temannya banyak banget. Ada yang masih kecil sesuai saya, tapi banyak juga yang sudah besar,” jelasnya.
Siswa lain Rahmat (6) mengatakan tahun ini dirinya sudah kuat berpuasa penuh. “Sejak hari Senin saya belum bolong, juga selalu ikut sahur,” jelasnya.
Diakuinya, dirinya tak pernah susah kalau dibangunkan saat sahur. “Apalagi kalau lauknya adalah makanan yang saya suka, pasti saya semangat,” ujarnya yang sangat menggemari ikan goreng ini.
Dirinya mengatakan, orangtuanya memintanya untuk puasa. “Kata bapak sama ibu, kalau mau puasa, nanti saya dapat pahala banyak,” ujarnya.
Dijelaskan, sama halnya dengan Adi, dirinya juga bersemangat untuk puasa karena melihat banyak teman yang juga berpuasa. “Kalau di rumah, saya lihat ada teman yang minum saya tak tergoda. Karena saya sudah niat dari awal mau puasa. Kata bapak sama ibu, kalau saya bisa puasa penuh sampaih hari terakhir, mau dibelikan hadiah, tapi nggak tahu apa,” jelasnya.
Siswa lain yang juga mulai belajar melaksanakan ibadah puasa yaitu Berlin (6). Dia mengaku, kemarin merupakan hari pertama dia puasa. “Saya mulai puasa hari ini, tapi cuma puasa setengah hari,” tuturnya.
Dirinya mengaku di hari pertama merasa lemas. “Saya agak lemes, jadi maels main, soalnya tadi nggak sahur. Sewaktu dibangunkan ibu untuk sahur saya tak mau bangun,” ujarnya polos.
Namun demikian, dirinya bertekad tetap mencoba untuk puasa. “Nanti jam 12 saya makan, setelah itu buka puasa lagi saat maghrib,” lanjutnya.
Diakuinya, dirinya mau berpuasa juga atas perintah dari orangtuanya. “Katanya kalau puasa, saya akan dibelikan pakaian baru untuk lebaran,” ceritanya.(nji)

FOTO-FOTO: HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI
Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger