HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI Munawir |
TAK mudah mengajak siswa kelas I untuk puasa. Usianya masih kecil sehingga belum kuat menahan lapar seharian. Tapi Kepala SD Al Irsyad Semarang Munawir punya trik jitu. Dia mengajak siswanya untuk puasa beduk. “Maksudnya, puasa hingga beduk lohor atau pukul 12 siang,” jelasnya.
Menurutnya, dari sisi syariah, puasa beduk tidak tergolong puasa. “Itu hanya latihan bagi anak-anak,” jelasnya.
Menurutnya, dari sisi syariah, puasa beduk tidak tergolong puasa. “Itu hanya latihan bagi anak-anak,” jelasnya.
Di sekolahnya, yang masih menjalai puasa beduk biasanya siswa kelas I dan II. Adapun siswa kelas III ke atas sudah bisa menjalani puasa penuh.
Munawir mengatakan, pada hari pertama masuk usai libur Ramadan, kemarin, dirinya masuk ke kelas-kelas. “Saya sudah masuk ke beberapa kelas. Saya tanyakan kepada siswa apakah mereka puasa. Ternyata sudah banyak siswa yang puasa beduk,” jelasnya.
Dia mengaku sangat menghargai usaha siswa untuk belajar beribadah puasa. “Namun tetap saya tekankan, bahwa puasa setengah hari tidak dihitung puasa sebenarnya. Itu hanya latihan,” urainya.
Dikatakan, pihak sekolah belum berencana membuat program Ramadan. Misalnya buka bersama atau pesantren kilat. Namun para guru diimbau untuk memberikan materi mengenai bulan Ramadan.
“Meski siswa masih kecil, kami perlu menerangkan arti penting puasa. Tidak hanya untuk ibadah, namun juga kesehatan. Jadi ketika melaksanakan ibadah puasa mereka lebih ikhlas,” kata dia.
Dia menjelaskan, siswa yang sudah bisa puasa penuh kebanyakan kelas tiga ke atas. Meski merupakan sekolah Islam, selama bulan Ramadan tidak ada kurikulum khusus atau program tambahan. “Kurikulum kami mengacu dinas pendidikan. Tetapi khusus mata pelajaran agama dan sejarah kebudayaan Islam, kami menekankan arti penting bulan Ramadan,” terang kepala sekolah yang juga mengajar mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam (SKI) kelas tiga hingga enam ini.
Kegiatan siswa di jam efektif juga tidak ada perubahan signifikan. “Perubahan lebih ke jam efektif. Misalnya siswa yang mengikuti remidi atau perbaikan akan memulai pelajaran sejak pukul 07.00. Sedangkan siswa yang tidak mengikuti remidi, mulai mengikuti pelajaran efektif pukul 07.45,” paparnya.
Dijelaskan, tambahan jam pelajaran memang dimulai sejak dini. “Jadi ketika sudah kelas tinggi, mereka sudah siap mengikuti tambahan jam pelajaran untuk menghadapi Ujian Nasional (UN),” jelasnya.
Dijelaskan, dari 272 siswa SD Al Irsyad, cukup banyak yang mengikuti program remidi. “Namun seiring berjalannya waktu, jumlah peserta biasanya akan berkurang. Mereka tinggal mengikuti pengayaan,” terangnya. (awi/nji)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.