Kepala Sekolah SD Gisikdrono 03, Hj. Sutari mengatakan, selama bulan Ramadhan pelaksanaan latihan karawitan tetap berjalan seperti biasanya, yakni pada Kamis dan Jumat, usai jam sekolah. “Meski puasa, anak-anak tetap kami minta latihan. Itu kan lebih positif dan bermanfaat dibandingkan cuma tidur di rumah atau bermain,” jelasnya, saat ditemui, kemarin siang.
Eskul karawitan di sekolahnya, dikatakannya, dibentuk sekitar tahun 2000 silam. Saat ini, jumlah siswa yang bergabung mengikuti kegiatan ekskul ini secara aktif ada 21 siswa dari kelas III – V. “Jumlah itu, memang kami batasi, disesuaikan dengan kuota personel pada satu grup karawitan,” tukasnya.
Pihak sekolah sengaja mengenalkan seni karawitan ini dari awal. Hal ini sebagai upaya untuk melestarikan budaya bangsa yang mulai luntur peminatnya terlebih di kalangan anak muda. Dikatakan Mariyanto, sejak dari awal berdirinya group karawitan Tandjung Ririh pada tahun 2000, ia baru mempunyai alat gamelan lengkap sejak tahun 2008.
Group karawitan, dijelaskan Sutari, merupakan wahana untuk melestarikan kesenian tradisional Jawa. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk sarana pembentukan karakter anak didik dan menghindarkan anak-anak dari pengaruh buruk teknologi moderen.
Selain karawitan, sejumlah kegiatan ekskul lain yang tidak banyak menyita fisik seperti melukis, macapat, baca tulis Alquran (BTA) tetap berjalan intensif di tengah berlangsungnya ibadah puasa wajib ini. “Semua kegiatan akan kami mulai liburkan bersamaan datangnya masa libur lebaran nanti,” tandasnya. (sna/nji)
Eskul karawitan di sekolahnya, dikatakannya, dibentuk sekitar tahun 2000 silam. Saat ini, jumlah siswa yang bergabung mengikuti kegiatan ekskul ini secara aktif ada 21 siswa dari kelas III – V. “Jumlah itu, memang kami batasi, disesuaikan dengan kuota personel pada satu grup karawitan,” tukasnya.
Pihak sekolah sengaja mengenalkan seni karawitan ini dari awal. Hal ini sebagai upaya untuk melestarikan budaya bangsa yang mulai luntur peminatnya terlebih di kalangan anak muda. Dikatakan Mariyanto, sejak dari awal berdirinya group karawitan Tandjung Ririh pada tahun 2000, ia baru mempunyai alat gamelan lengkap sejak tahun 2008.
Group karawitan, dijelaskan Sutari, merupakan wahana untuk melestarikan kesenian tradisional Jawa. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk sarana pembentukan karakter anak didik dan menghindarkan anak-anak dari pengaruh buruk teknologi moderen.
Selain karawitan, sejumlah kegiatan ekskul lain yang tidak banyak menyita fisik seperti melukis, macapat, baca tulis Alquran (BTA) tetap berjalan intensif di tengah berlangsungnya ibadah puasa wajib ini. “Semua kegiatan akan kami mulai liburkan bersamaan datangnya masa libur lebaran nanti,” tandasnya. (sna/nji)
HARSEM/DOK
Grup Karawitan “Tandjung Ririh” SD Gisikdrono 03 saat tengah pentas
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.