HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI Bangunan SD Kemala Bhayangkari 02 Semarang |
MATA pelajaran matematika rupanya masih dianggap momok menakutkan bagi siswa. Tak terkecuali bagi siswa SD Kemala Bhayangkari 02 Semarang. Kepala Sekolah, Kusrinah mengatakan, meski Ujian Tengah Semester (UTS) baru akan dilaksanakan Oktober mendatang, namun persiapan sudah mulai dilakukan.
“Bahkan, persiapan yang kami lakukan benar-benar efektif. Terutama bagi siswa kelas empat hingga enam, karena termasuk penentu kelulusan,” jelasnya.
Berdasar pengamatan guru, matematika masih menjadi kendala. “Tidak tahu kenapa. Mungkin karena dulu mata pelajaran ini sangat sulit, karena bersifat hitung-hitungan,” jelasnya.
Namun demikian, guru berusaha memotivasi siswa. “Salah satu motivasi yang kami lakukan yaitu terus mengikuti perkembangan siswa. Mereka harus paham,” kata dia.
Namun, bukan berarti siswa selalu mendapatkan nilai buruk pada mapel ini. “Bahkan tahun lalu ada 11 siswa yang mendapatkan nilai sempurna yakni 10. Atas prestasinya, mereka kami beri hadiah,” terangnya.
Sementara, untuk jam tambahan pelajaran, pihak sekolah sudah mulai menerapkan sejak kelas lima. “Jadi mereka sudah terbiasa mengikuti tambahan jam pelajaran, baik yang dilakukan pada jam ke 0 maupun seusai pelajaran sekolah,” jelasnya.
Diakuinya, ada beberapa siswa yang memerlukan bimbingan khusus. “Tapi itu karena mereka pindahan sekolah lain, jadi masih dalam tahap penyesuaian. Namun demikian, kami terus membimbing mereka,” terangnya.
Dijelaskan, harapan pada ujian mendatang, semua siswa naik kelas dan lulus ujian dengan nilai memuaskan. “Itu yang paling penting. Kami berharap bisa merealisasikan harapan tersebut,” tukasnya.
Meski merupakan sekolah swasta, sekolah tak kesulitan mencari siswa baru. Mereka tak terganggu program sekolah gratis di SD negeri. “Target kami bisa merekrut 40 siswa baru, namun realisasinya hanya 35 anak. Selisih dua dibanding tahun lalu sebanyak 37 siswa baru,” tukasnya. (awi/nji)
“Bahkan, persiapan yang kami lakukan benar-benar efektif. Terutama bagi siswa kelas empat hingga enam, karena termasuk penentu kelulusan,” jelasnya.
Berdasar pengamatan guru, matematika masih menjadi kendala. “Tidak tahu kenapa. Mungkin karena dulu mata pelajaran ini sangat sulit, karena bersifat hitung-hitungan,” jelasnya.
Namun demikian, guru berusaha memotivasi siswa. “Salah satu motivasi yang kami lakukan yaitu terus mengikuti perkembangan siswa. Mereka harus paham,” kata dia.
Namun, bukan berarti siswa selalu mendapatkan nilai buruk pada mapel ini. “Bahkan tahun lalu ada 11 siswa yang mendapatkan nilai sempurna yakni 10. Atas prestasinya, mereka kami beri hadiah,” terangnya.
Sementara, untuk jam tambahan pelajaran, pihak sekolah sudah mulai menerapkan sejak kelas lima. “Jadi mereka sudah terbiasa mengikuti tambahan jam pelajaran, baik yang dilakukan pada jam ke 0 maupun seusai pelajaran sekolah,” jelasnya.
Diakuinya, ada beberapa siswa yang memerlukan bimbingan khusus. “Tapi itu karena mereka pindahan sekolah lain, jadi masih dalam tahap penyesuaian. Namun demikian, kami terus membimbing mereka,” terangnya.
Dijelaskan, harapan pada ujian mendatang, semua siswa naik kelas dan lulus ujian dengan nilai memuaskan. “Itu yang paling penting. Kami berharap bisa merealisasikan harapan tersebut,” tukasnya.
Meski merupakan sekolah swasta, sekolah tak kesulitan mencari siswa baru. Mereka tak terganggu program sekolah gratis di SD negeri. “Target kami bisa merekrut 40 siswa baru, namun realisasinya hanya 35 anak. Selisih dua dibanding tahun lalu sebanyak 37 siswa baru,” tukasnya. (awi/nji)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.