 |
| HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI Lapangan milik sekolah yang biasa digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler |
INGIN menambah jenis ekstrakurikuler menjadi obsesi SD Al Hikmah Semarang. Demikian dikatakan Kepala Sekolah Muslimah kepada Harsem, kemarin.
Dijelaskan, hingga saat ini kegiatan yang ada baru sebatas pramuka dan TPQ. “Sebenarnya saya ingin menambah beberapa kegiatan lain, namun sepertinya harus saya sesuaikan dulu dengan kondisi keuangan sekolah. Karena untuk melaksanakan kegiatan kan butuh biaya untuk operasional,” urainya.
Dijelaskan, dirinya sebetulnya ingin menambah kegiatan komputer. “Namun dana yang ada belum cukup untuk membeli komputer yang bisa digunakan untuk latihan siswa. Selain itu kami juga belum memiliki ruang khusus untuk kegiatan tersebut,” paparnya.
Selain itu, dirinya menjelaskan, dengan lahan sekolah seluas 354 m2, pihak sekolah juga tidak bisa berbuat banyak untuk menambah ruangan. “Lahan yang ada sudah terpakai semua, tidak ada lahan lain yang bisa kami manfaatkan,” jelasnya.
Namun demikian, dirinya menegaskan, meskipun belum lama menjabat sebagai kepala sekolah, dirinya bertekad untuk tetap membenahi semua kegiatan sekolah. “Target saya salah satunya ingin mengaktifkan kembali beberapa kegiatan ekstrakurikuler,” tambahnya.
Dirinya juga mengatakan, ingin segera menambah kegiatan drumband dengan pencak silat. “Kami ingin segera menambah eskul agar siswa memiliki banyak pilihan kegiatan yang akan mereka ikuti,” jelasnya.
Hingga saat ini, untuk TPQ diikuti oleh siswa semua kelas dari kelas satu hingga kelas enam. Namun pramuka dimulai dari siswa kelas tiga hingga enam.
Salah satu guru, Endang Sri Wahyuningsih mengungkapkan, antusiasme siswa untuk mengikuti kegiatan yang ada di sekolah tidak bisa dikatakan bagus. “Mungkin karena kurangnya jenis ekstrakurikuler yang bisa dipilih siswa,” lanjutnya.
Dijelaskan pula, siswa yang berjumlah 109 anak tersebut mayoritas berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah. “Orangtua sendiri kurang antusias terhadap pendidikan anak mereka. Kadang kami sampai bingung juga harus bersikap seperti apa kepada orangtua,” kata dia.
Namun demikian, pihaknya ingin segera menambah beberapa kegiatan ekstrakurikuler supaya siswa juga tidak terlihat bosan dan menjadi enggan untuk mengikuti kegiatan. “Kami berharap, semoga dengan adanya kegiatan baru nantinya, akan membuat siswa menjadi lebih betah lagi untuk belajar di sekolah. Jadi sewaktu pulang sekolah, mereka tidak menghabiskan waktu dengan pergi ke warnet atau video game. Mereka akan pergi ke sekolah untuk mengikuti ekstrakurikuler,” tukasnya.
Dijelaskan, hingga saat masih ada beberapa hambatan yang dihadapi sekolah. “Salah satunya kurangnya fasilitas yang memadai. Kalaupun kami memiliki lapangan, namun luasnya tak begitu besar. Namun kami tetap bersyukur karena tetap bisa memanfaatkan lapangan tersebut untuk upacara bendera setiap hari Senin,” tukasnya.(awi/nji)
Dijelaskan, hingga saat ini kegiatan yang ada baru sebatas pramuka dan TPQ. “Sebenarnya saya ingin menambah beberapa kegiatan lain, namun sepertinya harus saya sesuaikan dulu dengan kondisi keuangan sekolah. Karena untuk melaksanakan kegiatan kan butuh biaya untuk operasional,” urainya.
Dijelaskan, dirinya sebetulnya ingin menambah kegiatan komputer. “Namun dana yang ada belum cukup untuk membeli komputer yang bisa digunakan untuk latihan siswa. Selain itu kami juga belum memiliki ruang khusus untuk kegiatan tersebut,” paparnya.
Selain itu, dirinya menjelaskan, dengan lahan sekolah seluas 354 m2, pihak sekolah juga tidak bisa berbuat banyak untuk menambah ruangan. “Lahan yang ada sudah terpakai semua, tidak ada lahan lain yang bisa kami manfaatkan,” jelasnya.
Namun demikian, dirinya menegaskan, meskipun belum lama menjabat sebagai kepala sekolah, dirinya bertekad untuk tetap membenahi semua kegiatan sekolah. “Target saya salah satunya ingin mengaktifkan kembali beberapa kegiatan ekstrakurikuler,” tambahnya.
Dirinya juga mengatakan, ingin segera menambah kegiatan drumband dengan pencak silat. “Kami ingin segera menambah eskul agar siswa memiliki banyak pilihan kegiatan yang akan mereka ikuti,” jelasnya.
Hingga saat ini, untuk TPQ diikuti oleh siswa semua kelas dari kelas satu hingga kelas enam. Namun pramuka dimulai dari siswa kelas tiga hingga enam.
Salah satu guru, Endang Sri Wahyuningsih mengungkapkan, antusiasme siswa untuk mengikuti kegiatan yang ada di sekolah tidak bisa dikatakan bagus. “Mungkin karena kurangnya jenis ekstrakurikuler yang bisa dipilih siswa,” lanjutnya.
Dijelaskan pula, siswa yang berjumlah 109 anak tersebut mayoritas berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah. “Orangtua sendiri kurang antusias terhadap pendidikan anak mereka. Kadang kami sampai bingung juga harus bersikap seperti apa kepada orangtua,” kata dia.
Namun demikian, pihaknya ingin segera menambah beberapa kegiatan ekstrakurikuler supaya siswa juga tidak terlihat bosan dan menjadi enggan untuk mengikuti kegiatan. “Kami berharap, semoga dengan adanya kegiatan baru nantinya, akan membuat siswa menjadi lebih betah lagi untuk belajar di sekolah. Jadi sewaktu pulang sekolah, mereka tidak menghabiskan waktu dengan pergi ke warnet atau video game. Mereka akan pergi ke sekolah untuk mengikuti ekstrakurikuler,” tukasnya.
Dijelaskan, hingga saat masih ada beberapa hambatan yang dihadapi sekolah. “Salah satunya kurangnya fasilitas yang memadai. Kalaupun kami memiliki lapangan, namun luasnya tak begitu besar. Namun kami tetap bersyukur karena tetap bisa memanfaatkan lapangan tersebut untuk upacara bendera setiap hari Senin,” tukasnya.(awi/nji)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.