Dulang Emas Berkat Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas
AWALNYA Sri Wahyuni, S.Pd, M.Pd tidak menyangkadirinya akan berhasil mendapatkan predikat guru berprestasi tinggat nasional 2010. Perjuangan matimatian mempersiapkan materi kualifikasi sebagai guru berprestasi nasional akhirnya menuai hasil yang membanggakan. Guru SMAN 4 Semarang ini mengaku sangat gembira telah berhasil mendapatkan medali emas dalam lomba yang diselenggarakan pada 11-18 Agustus di Jakarta.
Menurut perempuan kelahiran Semarang, 27 Juni 1973 ini, keberhasilannya kali ini bukanlah kebetulan. Ia menyatakan bahwa hal ini tak lain berkat kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas serta doa yang dilakoninya dalam menempuh seleksi tersebut.
”Saya ingat betul pesan yang disampaikan Pak Bunyamin saat pembekalan di tingkat kota. Beliau mengatakan kunci kesuksesan adalah kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas serta kuasa Allah yang bisa diartikan dengan doa. Pesan itu benar-benar saya terapkan terutama dalam mengikuti lomba tersebut,” jelas istri dari Romlan itu. Bunyamin adalah Sekretaris Disdik Kota Semarang Baginya, mengikuti event dengan penguasaan kompetensi pedagogik, kepribadian baik, profesional, dan inovatif tersebut bukanlah perkara enteng. Ia mengaku harus bekerja keras bahkan rela tidak tidur ketika menyelesaaikan materi karya ilmiah dan portofolio yang membutuhkan waktu yang tidak pendek.
Dalam mempersiapkan semua itu ia merasa dituntut harus bekerja dengan cerdas. Karena bekal
kecerdasan itu juga ia mengaku mampu menjawab setiap pertanyaan yang diujikan kepada dirinya.
Tidak Minder
”Dalam presentasi karya ilmiah saya termasuk yang paling banyak mendapatkan pertanyaan dari penguji. Namun alhamdulillah, hal itu tidak membuat saya minder. Malahan wujud respek mereka pada karya saya dan saya pun berusaha menjawab dengan sebaik- baiknya.” cerita alumnus Program Pascasarjana Ilmu Bahasa dan Sastra Unnes itu sambil mengenang.
Perempuan yang gemar melakoni puasa sunah senin/kamis itu juga menambahkan bahwa dirinya harus mempersiapkan diri untuk ikhlas jika kerja kerasnya harus berakhir dengan tidak menggembirakan. Menurutnya kegagalan juga ada nilai positifnya dan manusia hanya bisa berdoa yang terbaik.
Selain sebagai guru berprestasi tingkat nasional, sosok yang menurut Hj Srinatun, Kepala SMAN 04 Semarang ini dinilai sebagai sosok loyal, ulet, kreatif serta fokus dalam setiap tugas yang diembannya. Dia ternyata juga mempunyai segudang prestasi.
Di institusi tempat ia mengajar, perempuan yang sedang menyelesaikan S3 Pendidikan Bahasa Indonesia itu juga dinobatkan sebagai guru prestasi selama tiga tahun berturut-turut. Tak hanya itu, ia juga berhasil melakukan pembimbingan siswa dalam setiap lomba karya ilmiah hingga terhitung telah memenangkan kejuaraan sebanyak 56 kali baik di tingkat lokal maupun nasional. (niam)
AWALNYA Sri Wahyuni, S.Pd, M.Pd tidak menyangkadirinya akan berhasil mendapatkan predikat guru berprestasi tinggat nasional 2010. Perjuangan matimatian mempersiapkan materi kualifikasi sebagai guru berprestasi nasional akhirnya menuai hasil yang membanggakan. Guru SMAN 4 Semarang ini mengaku sangat gembira telah berhasil mendapatkan medali emas dalam lomba yang diselenggarakan pada 11-18 Agustus di Jakarta.
Menurut perempuan kelahiran Semarang, 27 Juni 1973 ini, keberhasilannya kali ini bukanlah kebetulan. Ia menyatakan bahwa hal ini tak lain berkat kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas serta doa yang dilakoninya dalam menempuh seleksi tersebut.
”Saya ingat betul pesan yang disampaikan Pak Bunyamin saat pembekalan di tingkat kota. Beliau mengatakan kunci kesuksesan adalah kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas serta kuasa Allah yang bisa diartikan dengan doa. Pesan itu benar-benar saya terapkan terutama dalam mengikuti lomba tersebut,” jelas istri dari Romlan itu. Bunyamin adalah Sekretaris Disdik Kota Semarang Baginya, mengikuti event dengan penguasaan kompetensi pedagogik, kepribadian baik, profesional, dan inovatif tersebut bukanlah perkara enteng. Ia mengaku harus bekerja keras bahkan rela tidak tidur ketika menyelesaaikan materi karya ilmiah dan portofolio yang membutuhkan waktu yang tidak pendek.
Dalam mempersiapkan semua itu ia merasa dituntut harus bekerja dengan cerdas. Karena bekal
kecerdasan itu juga ia mengaku mampu menjawab setiap pertanyaan yang diujikan kepada dirinya.
Tidak Minder
”Dalam presentasi karya ilmiah saya termasuk yang paling banyak mendapatkan pertanyaan dari penguji. Namun alhamdulillah, hal itu tidak membuat saya minder. Malahan wujud respek mereka pada karya saya dan saya pun berusaha menjawab dengan sebaik- baiknya.” cerita alumnus Program Pascasarjana Ilmu Bahasa dan Sastra Unnes itu sambil mengenang.
Perempuan yang gemar melakoni puasa sunah senin/kamis itu juga menambahkan bahwa dirinya harus mempersiapkan diri untuk ikhlas jika kerja kerasnya harus berakhir dengan tidak menggembirakan. Menurutnya kegagalan juga ada nilai positifnya dan manusia hanya bisa berdoa yang terbaik.
Selain sebagai guru berprestasi tingkat nasional, sosok yang menurut Hj Srinatun, Kepala SMAN 04 Semarang ini dinilai sebagai sosok loyal, ulet, kreatif serta fokus dalam setiap tugas yang diembannya. Dia ternyata juga mempunyai segudang prestasi.
Di institusi tempat ia mengajar, perempuan yang sedang menyelesaikan S3 Pendidikan Bahasa Indonesia itu juga dinobatkan sebagai guru prestasi selama tiga tahun berturut-turut. Tak hanya itu, ia juga berhasil melakukan pembimbingan siswa dalam setiap lomba karya ilmiah hingga terhitung telah memenangkan kejuaraan sebanyak 56 kali baik di tingkat lokal maupun nasional. (niam)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.