Home » , » Jadi Pilot Project Pendidikan Karakter

Jadi Pilot Project Pendidikan Karakter

Written By Harian Semarang on Rabu, 13 Oktober 2010 | 02.52

SD Negeri Gayamsari 05

PENDIDIKAN berbasis budaya dan karakter bangsa mulai diterapkan di sekolah khususnya sekolah dasar. Seperti di SD Negeri Gayamsari 05 Semarang yang ditunjuk sebagai salah satu pilot project pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Kepala SDN Gayamsari 05 M Yahmin, menjelaskan hingga saat ini pihaknya masih berproses untuk menerapkan pendidikan tersebut di semua mata pelajaran.

“Kami sudah mulai melakukan sosialisasi pendidikan budaya dan karakter bangsa sejak September lalu. Mungkin baru diterapkan sekitar 10%,” jelasnya di ruang kerjanya kemarin.

Dijelaskan saat ini baru tiga nilai yang diterapkan di SDN Gayamsari 05. “Tiga nilai tersebut yakni kejujuran, religiusitas, serta kedisiplinan,” kata dia.

Untuk nilai kejujuran, salah satu yang dilakukan sekolah antara lain melarang siswa menyontek saat ujian. Ketika ujian, siswa diwajibkan menitipkan ponsel di ruang guru.

“Sekolah juga menyediakan kotak penemuan barang. Jika ada siswa yang menemukan barang yang bukan miliknya, wajib menaruhnya di kotak penemuan. siswa yang menemukan juga harus menulis nama dan barang yang ditemukan di buku yang sudah disediakan,” ujarnya.

Selanjutnya siswa yang kehilangan bisa mengambil di kotak penemuan. juga harus menulis nama serta barang yang hilang.

Selanjutnya, untuk nilai religiusitas, beberapa yang telah diterapkan di SDN Gayamsari 05 ini antara lain memulai pelajaran dengan doa bersama serta memberikan waktu beribadah bagi siswa yang beragama Islam untuk sholat Dhuhur berjamaah.

“Selama ini siswa selalu menerapkan toleransi beragama dengan baik dan melalui bimbingan dari guru,” imbuhnya.

Untuk nilai disiplin, pihaknya menerapkan kepada siswa untuk selalu datang ke sekolah tepat waktu serta mengikuti upacara bendera.

“Sukses atau tidaknya, hal itu tak lepas dari peran serta contoh pemimpin. Karena di sini pemimpinnya saya, maka saya harus memberikan contoh yang baik kepada siswa. Salah satunya datang tepat waktu,” urainya.

Dia mengungkapkan, untuk memberikan contoh yang baik kepada siswa serta guru lain dalam hal kedisiplinan, dirinya selalu datang ke sekolah tepat pukul 06.00 WIB.

”Saya datang dan langsung siap di depan gerbang untuk menyambut siswa. Sebagai bentuk pendidikan karakter, kami mengharuskan siswa bersalaman dengan guru di gerbang sekolah. Kalau saya berhalangan hadir ke sekolah, saya juga harus izin. Tidak mentang-mentang kepala sekolah maka tidak perlu izin,” tegasnya.

Agar semangat nasionalisme tidak pupus di hati para siswa, di meja guru di setiap kelas dihiasi merah putih. “Kami meletakkan bendera merah putih beruikuran di meja guru di setiap kelas,” ungkapnya.

Dengan meningkatnya jiwa nasionalisme siswa, dia yakin akan tercetak generasi muda berkualitas dan berbudi pekerti luhur. “Jangan sampai setelah anak-anak pandai, lantas kepandaiannya disalahgunakan dengan berperilaku tidak terpuji. Misalnya korupsi yang terus menjadi isu nasional akhir-akhir ini,” harapnya.

Kendala yang dihadapi sekolah dengan populasi 504 siswa ini antara lain karena yang dihadapi siswa SD. “Mereka masih kecil-kecil, jadi program berjalan relatif lambat. Tapi kami terus berusaha karena kami tidak ingin mengecewakan pihak yang sudah menunjuk kami sebagai pilot project penerapan nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa ini,” pungkasnya. (aris)
Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger