Home » , » Siswa Dihajar Guru, Kepala MTs Dicopot

Siswa Dihajar Guru, Kepala MTs Dicopot

Written By Harian Semarang on Senin, 11 Oktober 2010 | 02.09

AKIBAT mengkritik, Widodo, seorang siswa kelas IX MTs Matholi’ul Anwar Desa Sarimulya, Kecamatan Kebonagung, Demak, dihajar oleh gurunya. Peristiwa main tangan itu berbuntut demo. Ratusan siswasiswi dan orangtua murid menuntut kepala sekolah MTs tersebut,, Maysaroh, untuk dipecat.

Persoalan berawal dari kecurigaan Widodo, yang menduga sekolahnya telah menerima dana Bantuan Siswa Miskin (BSM), namun bantuan itu tidak pernah diberikan kepada siswa. Kejengkelan Widodo dilampiaskan dalam coretan gambar di dinding sekolah yang berisikan kritik bahwa Maysaroh, Kepala MTs Matholi’ul Anwar korupsi, makan uang bantuan siswa.”

Ternyata tulisan siswa kritis itu mengganggu fikiran M Bisri (50), guru kelas yang juga Wakil Kepala MTs Matholi’ul Anwar. Setelah Bisri ketemu dengan Widodo. Spontan M Bisri yang tidak lain juga suami Maysaroh, menghajar Widodo. Akibatnya, leher dan wajah Widodo mengalami memar, sehingga sempat dirawat di RSUD Sunan Kalijaga Demak.

Tak terima perlakuan gurunya, ratusan siswa-siswi MTs bersama Widodo melakukan aksi demo dengan membawa poster. Aksi ratuasan pelajar tersebut dikawal anggota Polsek, Koramil, dan Kecamatan Kebonagung.

Dicopot
Aksi solidaritas siswa ini berusaha merangsek masuk ke Kantor MTs Matholi’ul Anwar, Sabtu (9/10). Meski langit tampak mendung, terasa semakin gerah dengan amarah massa. Satu regu Dalmas dari Polsek Kebonagung, hampir kewalahan meredam amuk massa. “Untungnya, pendemo yang sudah izin ini, mau diajak musyawarah oleh pihak yayasan,” kata Kapolsek Kebonagung, AKP Supriyadi yang memimpin pengamanan.

Pendemo yang berembuk ditemui oleh perwakilan dari yayasan, yaitu Ketua Yayasan Matholi’ul Anwar KH Ulil Habab, Dewan Pembina HM Pujiono Cahyo Widianto (Syeh Pudji), Ketua Badan Pembina Ahmad Multazim, dan sejumlah anggota yayasan lainnya.

Perwakilan pendemo menghendaki kepala MTs harus dipecat dan tidak boleh mengajar di sekolah itu lagi. Nadhirin (39), seorang kerabat Widodo mengatakan, keponakannya dipukul oleh gurunya saat i ngin tahu BSM belum diberikan ke siswanya. “Sekarang tidak zamannya guru main pukul, pecat Maysaroh sang kepala sekolah,” teriak puluhan siswa.

Syeh Pudji, mencoba menengahi. Pihaknya akan mencopot jabatan Maysaroh sebagai kepala MTs, namun Maysaroh masih diperbolehkan mengajar di sekolah. Ke depan, kualitas pendidikan lebih ditingkatkan, mendidik generasi penerus sebaikmungkin.

“Bila Bu Maysaroh harus dikeluarkan itu kurang bijak, manusia kilaf itu wajar. Kita beri kesempatan baginya untuk mengajar, ikut berjuang memperbaiki sekolah bersama,” jelas syeh Puji.

Camat Kebonagung, M Fathkurokhman yang ikut sebagai saksi, memandang keputusan yayasan sudah baik, dan menyarankan para siswa dan warga yang datang untuk menerima kebijakan dari yayasan dengan legowo. (sukma)
Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger