MENGAJARKAN karakter dan nilai kehidupan dapat dilakukan dengan kegiatan sepele. Seperti diterapkan SMP Negeri 40 Semarang. Untuk menanamkan pendidikan karakter dan nilai pada siswa, SMPN 40 menerapkan program yang mereka namakan “Salam Sapa Pagi”.
Wakasek Bidang Kesiswaan Yuni Widati menjelaskan program sudah dijalankan sekolah yang terletak di Jl Suyudono 130 itu sejak beberapa tahun lalu dan menjadi tradisi sekolah hingga saat ini.
Program Salam Sapa Pagi lebih menitikberatkan peran guru sebagai teladan bagi siswa. Setiap pagi, ketika siswa mulai datang ke sekolah, guru yang bertugas sudah berada di pintu gerbang untuk menyambut kedatangan siswa.
“Setiap pagi kami menugaskan empat guru untuk menyambut kedatangan siswa. Guru yang bertugas harus sudah berada di gerbang sekolah sejak pukul setengah tujuh,” jelas Yuni Widati.
Dalam kegiatan itu, yang pertama harus dilakukan guru adalah menyambut siswa dengan bersalaman. Kemudian menyapa mereka dengan memberikan motivasi untuk giat dan serius belajar.
Selain memotivasi, aktivitas menyapa juga dipergunakan untuk memantau kedisiplinan dan kerapian siswa dalam berpenampilan. Jika ditemukan anak didik yang kurang rapi atau kurang disiplin dalam penampilan maka seketika guru langsung menegur atau merapikan.
Menurut Yuni, manfaat dari program ini adalah mempererat kedekatan siswa dan guru. Selain itu, juga mengajarkan kepada siswa tentang nilai ramah-tamah yang sudah menjadi karakter masyarakat Indonesia sejak dulu.
“Juga bermanfaat menjadikan siswa lebih disiplin terutama dalam hal penampilan Senada dengan ungkapan Jawa ajining diri ana ing lati, ajining raga ana ing busana,” jelas Yuni.
Ungkapan ini juga terinspirasi bangunan sekolah yang masih kuno dan asli. “Seperti bangunan kuno yang tetap terjaga, kami juga berharap siswa tetap berpijak etika ketimuran meski sebagian menganggap ketinggalan zaman,” pungkasnya. (niam)
Wakasek Bidang Kesiswaan Yuni Widati menjelaskan program sudah dijalankan sekolah yang terletak di Jl Suyudono 130 itu sejak beberapa tahun lalu dan menjadi tradisi sekolah hingga saat ini.
Program Salam Sapa Pagi lebih menitikberatkan peran guru sebagai teladan bagi siswa. Setiap pagi, ketika siswa mulai datang ke sekolah, guru yang bertugas sudah berada di pintu gerbang untuk menyambut kedatangan siswa.
“Setiap pagi kami menugaskan empat guru untuk menyambut kedatangan siswa. Guru yang bertugas harus sudah berada di gerbang sekolah sejak pukul setengah tujuh,” jelas Yuni Widati.
Dalam kegiatan itu, yang pertama harus dilakukan guru adalah menyambut siswa dengan bersalaman. Kemudian menyapa mereka dengan memberikan motivasi untuk giat dan serius belajar.
Selain memotivasi, aktivitas menyapa juga dipergunakan untuk memantau kedisiplinan dan kerapian siswa dalam berpenampilan. Jika ditemukan anak didik yang kurang rapi atau kurang disiplin dalam penampilan maka seketika guru langsung menegur atau merapikan.
Menurut Yuni, manfaat dari program ini adalah mempererat kedekatan siswa dan guru. Selain itu, juga mengajarkan kepada siswa tentang nilai ramah-tamah yang sudah menjadi karakter masyarakat Indonesia sejak dulu.
“Juga bermanfaat menjadikan siswa lebih disiplin terutama dalam hal penampilan Senada dengan ungkapan Jawa ajining diri ana ing lati, ajining raga ana ing busana,” jelas Yuni.
Ungkapan ini juga terinspirasi bangunan sekolah yang masih kuno dan asli. “Seperti bangunan kuno yang tetap terjaga, kami juga berharap siswa tetap berpijak etika ketimuran meski sebagian menganggap ketinggalan zaman,” pungkasnya. (niam)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.