Baru belajar satu jam, siswa SMPN 23 Semarang sudah piawai memainkan Cinta Terlarang. Bukti keroncong makin diminati pelajar.
UPAYA pembumian musik keroncong di kalangan generasi muda yang dilakukan Dewan Kesenian Semarang (Dekase) dan para musisi keroncong yang tergabung dalam Himpunan Musisi Keroncong Indonesia (Hamkri) Semarang terbilang sukses.
Ketua Dekase, Marco Marnadi mengungkapkan bahwa ghiroh generasi muda dalam mengenali dan mempelajari musik keroncong sudah mulai signifikan. Buktinya, permintaan pengajaran musik keroncong di Semarang, ternyata tak hanya dari kalangan pelajar SLTA dan mahasiswa. Tetapi, sudah menembus hingga pelajar SLTP.
Benar nyatanya. Pada Sabtu (27/11) kemarin, para musisi Hamkari mengenjreng cak-cuk (gitar kecil), cello, bass, biola, flute, dan gitar di hadapan puluhan siswa SMPN 23 Semarang. Permainan mereka seolah menghipnotis puluhan siswa untuk belajar mencintai musik keroncong, salah satu musik asli Indonesia yang sudah ada sejak abad ke-16.
Dalam acara yang dihelat SMPN 23 Semarang bekerjasama dengan Dekase, bertajuk “Klinik-Seni Keroncong”, para siswa tak hanya berkesempatan menikmati alunan lagu-lagu merdu khas musik keroncong, seperti Bengawan Solo, Caping Gunung dan banyak lagi. Namun lebih jauh lagi dari itu, dalam kegiatan yang dihelat pada waktu jam sekolah itu, para siswa juga dikenalkan lebih jauh tentang instrumen-instrumen musik keroncong hingga teknik memainkannya.
Tak hanya teori, pada kesempatan itu para siswa juga dilatih memainkannya. Sesuai gagasan yang diterapkan Hamkari selama ini, para siswa dibebaskan menentukan lagu yang ingin dimainkannya. Hingga, disepakati bersama memainkan lagu Cinta Terlarang dari grup band The Virgin.
“Konsep pengenalan dan pengajaran musik keroncong yang dilakukan pasukan Warung Keroncong, Dekase dan Hamkri ini memang tidak melulu menggunakan lagu-lagu keroncong. Namun, agar siswa cepet nyantel, lagu disesuaikan dengan jiwa anak sekarang,” jelas Marco Manardi kepada Harsem, di sela-sela acara.
Pendidikan Karakter
Alhasil dari workshop singkat itu, pelatih dan para guru yang menyaksikan pun dibuat terheran-heran. Baru saja para siswa itu dikenalkan dengan musik keroncong, namun dalam sekejap mata, mereka langsung bisa memainkannya.
Lantunan lagu Cinta Terlarang yang mereka mainkan pun merdu terdengar. “Ternyata main musik keroncong itu asyik. Ternyata bisa juga untuk mengiringi lagu-lagu modern. Memainkannya juga tak sesulit yang saya bayangkan sebelumnya. Hanya saja, jarijari saya sempat terasa sakit karena tak terbiasa pegang alat cuk,” ungkap Daniel siswa kelas VII.
Semantara itu, S Agung Nugroho Kepala Sekolah SMPN 23 Semarang merasa sangat senang dengan kepiawaian anak didiknya memainkan musik keroncong.
Hal itu tidak ia duga sebelumnya. Untuk itu, dengan melihat antusiasme bakat anak didiknya itu, Agung Nuggroho semakin optimistis menerapkan pendidikan musik keroncong di lingkungan sekolah.
“Pembelajaran musik keroncong ini akan kami tindak lanjuti lebih jauh lagi. Kami akan membuat kegiatan pembelajaran rutin setiap minggunya karena pembelajaran musik keroncong ini juga bisa dikategorikan sebagai pendidikan karakter bagi siswa. Karena musik keroncong merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang harus dicintai dan dijaga,” tandasnya. (sohibun niam/nji)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.