UNTUK prestasi olahraga sepak takraw, sekolah ini tak bisa dianggap main-main. Namanya sudah terkenal hingga tingkat Karesidenan Semarang. Karena prestasinya itu lah, sekolah dipercaya menjadi pusat latihan pembibitan dini sepak takraw se-Kecamatan Gayamsari.
Itulah SDN Sawah Besar 01. Kepala sekolah Tri Hariyanti mengatakan, tim sepak takraw di sekolah tersebut sudah berhasil menjadi juara I di tingkat kecamatan dan kota hingga akhirnya bisa mewakili Kota Semarang untuk mengikuti kejuaraan di tingkat Karesidenan Semarang. “Sepak takraw sudah diadakan sejak 2004 silam.
Oleh karenanya sudah mendarah daging di sekolah ini,” jelasnya ditemui Harsem di ruang kerjanya, kemarin.
Dijelaskan, pengajar takraw merupakan guru olahraga setempat. “Jadi kami tak perlu mengundang pelatih dari luar. Karena guru olahraga di sini mampu membimbing siswa,” imbuhnya.
Untuk pembibitan, urai Tri Haryanti, sudah dilakukan kala siswa masih duduk di kelas III. “Kelas tiga sudah mulai dilihat kemampuan mereka. Saat kelas empat sudah kami ikutkan ke penyaringan untuk membentuk tim unggulan sekolah,” paparnya.
Dijelaskan, cukup banyak siswa yang digembleng saat penyaringan. “Kami memiliki banyak bibit pemain sepak takraw. Nanti akan dipilih enam siswa untuk masuk tim inti,” tukasnya.
Perihal kendala, Tri Haryanti menjelaskan perihal biaya. “Kendala pada ketersediaan anggaran. Karena kami mengikuti banyak perlombaan, otomatis dana operasional yang kami butuhkan cukup banyak,” jelasnya.
Untuk biaya operasional , sekolah masih mengandalkan dana BOS serta pendamping BOS. “Selain itu kami juga memperoleh bantuan dana operasional dari Disospora. Dana untuk membiayai keikutsertaan siswa saat mengikuti lomba,” bebernya.
Oleh karena itu, meski dana menjadi kendala, pihak sekolah tak pernah menjadikannya sebagai hambatan. “Justru di situlah tantangannya,” tambahnya.
Tri Haryanti mengatakan justru kendala muncul dari siswa sendiri. “Stamina tubuh mereka yang naik turun membuat mereka tidak maksimal ketika menghadapi kompetisi,” urainya.
Diakuinya, meski mayoritas orangtua bekerja sebagai buruh, mereka sangat mendukung. “Meskipun dukungan baru sebatas moril, namun kami sangat bahagia atas perhatiannya,” terangnya.
Prestasi lain di antaranya juara II lomba lukis tingkat kota, juara II cabang atletik tingkat provinsi serta juara II pramuka tingkat kota.
Kegiatan ekstrakurikuler untuk kelas I dan II adalah komputer dan sempoa. “Banyak orangtua sangat bersemangat ketika mengikutkan anaknya untuk mengikuti eskul,” pungkasnya. (swi/nji)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.