LIBURAN tak boleh digunakan untuk santaisantai. Mayoritas pelajar mengaku dibebani banyak tugas sekolah. Untuk mengerjakannya, mereka mengandalkan internet.
Seorang siswa SMP, Eka (13) mengatakan, dirinya banyak mendapatkan tugas sekolah yang harus dikumpulkan pada hari pertama masuk sekolah.
“Tugasnya bermacammacam, mulai dari bahasa Indonesia sampai bahasa Jawa,” jelasnya yang etika ditemui Harsem tengah mengerjakan tugas di warung internet (warnet). Banyak data yang bisa diperoleh melalui internet. “Saya kurang suka tugas menulis Jawa,” akunya jujur.
Solusinya, dia menggunakan web tool untuk mengerjakannya. Memang tersedia banyak tool di internet yang bisa dimanfaatkan untuk menulis Jawa. Para pelajar yang “malas” bisa menggunakannya secara instan.
Dia juga mengatakan, rumus-rumus matematika yang rumit bisa dicari di dunia maya. “Kalau tanya ke teman nggak bisa, saya browsing untuk mencari rumus yang saya butuhkan. Pokoknya di internet semua yang saya butuhkan tersedia,” terangnya.
Dia mengaku memiliki ketergantungan terhadap internet. “Setiap hari saya menggunakan internet. Terutama untuk mengerjakan tugas sekolah.” Dia mengakui hal itu membawa sisi baik dan buruk. “Sisi buruknya saya mati kutu tanpa internet. Tapi sisi baiknya pekerjaan rumah cepat selesai,” tambahnya.
Biasanya dia tak langsung pulang setelah selesai. Tetapi sekaligus untuk membuka facebook dan berselancar situs lain. Lain halnya dengan Resti (12), siswa kelas VI SD ini juga mengaku sering browsing namun tidak untuk mengerjakan tugas. “Biasanya mencari materi pelajaran yang belum dipahami,” jelasnya.
Dikatakan, kadang ada materi yang tidak dia pahami saat disampaikan guru. Oleh karena itu dia melakukan pendalaman melalui bahan di internet. “Sistem belajar seperti itu sangat efektif bagi saya. Karena semakin banyak bahan pelajaran yang bisa saya temukan dan pelajari,” bebernya.
Dia mengakui memeroleh sistem belajar tersebut dari ayahnya. “Kebetulan ayah saya bekerja sebagai guru di sebuah SMA. Jadi beliau sangat memerhatikan prestasi belajar saya,” imbuhnya.
Meski begitu dirinya mengaku tak suka membuka-buka sesuatu yang tak dia mengerti. “Saya hanya mencari bahan penunjang pelajaran. Kalau bosan baru membuka facebook. Banyak teman yang juga memanfaatkan waktu libur untuk mengunjungi warnet,” pungkasnya. (awi/nji)
Seorang siswa SMP, Eka (13) mengatakan, dirinya banyak mendapatkan tugas sekolah yang harus dikumpulkan pada hari pertama masuk sekolah.
“Tugasnya bermacammacam, mulai dari bahasa Indonesia sampai bahasa Jawa,” jelasnya yang etika ditemui Harsem tengah mengerjakan tugas di warung internet (warnet). Banyak data yang bisa diperoleh melalui internet. “Saya kurang suka tugas menulis Jawa,” akunya jujur.
Solusinya, dia menggunakan web tool untuk mengerjakannya. Memang tersedia banyak tool di internet yang bisa dimanfaatkan untuk menulis Jawa. Para pelajar yang “malas” bisa menggunakannya secara instan.
Dia juga mengatakan, rumus-rumus matematika yang rumit bisa dicari di dunia maya. “Kalau tanya ke teman nggak bisa, saya browsing untuk mencari rumus yang saya butuhkan. Pokoknya di internet semua yang saya butuhkan tersedia,” terangnya.
Dia mengaku memiliki ketergantungan terhadap internet. “Setiap hari saya menggunakan internet. Terutama untuk mengerjakan tugas sekolah.” Dia mengakui hal itu membawa sisi baik dan buruk. “Sisi buruknya saya mati kutu tanpa internet. Tapi sisi baiknya pekerjaan rumah cepat selesai,” tambahnya.
Biasanya dia tak langsung pulang setelah selesai. Tetapi sekaligus untuk membuka facebook dan berselancar situs lain. Lain halnya dengan Resti (12), siswa kelas VI SD ini juga mengaku sering browsing namun tidak untuk mengerjakan tugas. “Biasanya mencari materi pelajaran yang belum dipahami,” jelasnya.
Dikatakan, kadang ada materi yang tidak dia pahami saat disampaikan guru. Oleh karena itu dia melakukan pendalaman melalui bahan di internet. “Sistem belajar seperti itu sangat efektif bagi saya. Karena semakin banyak bahan pelajaran yang bisa saya temukan dan pelajari,” bebernya.
Dia mengakui memeroleh sistem belajar tersebut dari ayahnya. “Kebetulan ayah saya bekerja sebagai guru di sebuah SMA. Jadi beliau sangat memerhatikan prestasi belajar saya,” imbuhnya.
Meski begitu dirinya mengaku tak suka membuka-buka sesuatu yang tak dia mengerti. “Saya hanya mencari bahan penunjang pelajaran. Kalau bosan baru membuka facebook. Banyak teman yang juga memanfaatkan waktu libur untuk mengunjungi warnet,” pungkasnya. (awi/nji)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.