MESKI sejumlah sekolah menggunakan libur Ujian Akhir Semester (UAS) untuk menambah jam pelajaran, ada juga yang membebaskannya untuk refreshing. Seperti dilakukan SMP Negeri 37 Semarang.
Wakil kepala Sekolah, Jamali mengatakan setelah mengadakan try out dua hari bagi siswa kelas IX, selebihnya digunakan untuk liburan. “Kami ingin liburan digunakan untuk refreshing,” paparnya saat ditemui Harsem di ruang kerjanya, kemarin.
Dikatakan, sekolah untuk tidak ingin kaku terhadap anak didik. “Justru dengan begitu siswa tidak merasa terbebani. Kalau sekolah terlalu menekan, kasihan,” paparnya.
Demikian pula ketika disinggung tugas dari guru mata pelajaran, Jamali mengatakan tugas tetap ada namun tak membebani siswa. “Tugas ada, namun tidak terlalu banyak. Agar tak setiap hari siswa berkutat dengan tugas,” terangnya.
Selain itu, sekolah juga tak melakukan pantauan khusus terhadap siswa di rumah. Menurutnya, susah memantau pergaulan siswa selama waktu liburan. “Kami sudah melakukan koordinasi dengan orangtua untuk memantau pergaulan anak. Karena kami tak ingin kecolongan,” bebernya.
Tak jarang, orangtua justru lebih proaktif menanyakan perkembangan anak mereka. “Banyak orangtua yang akrab dengan guru secara personal. Mereka memanfaatkan kedekatan untuk mengikuti perkembangan anak mereka,” tandasnya.
Meski demikian, pembinaan siswa yang akan diikutsertakan lomba tetap dilakukan. “Kalau itu pembinaannya bersifat terjadwal. Selain itu persiapan lomba tidak bisa dalam waktu singkat, terutama bidang olahraga,” jelasnya. (awi/nji)
Wakil kepala Sekolah, Jamali mengatakan setelah mengadakan try out dua hari bagi siswa kelas IX, selebihnya digunakan untuk liburan. “Kami ingin liburan digunakan untuk refreshing,” paparnya saat ditemui Harsem di ruang kerjanya, kemarin.
Dikatakan, sekolah untuk tidak ingin kaku terhadap anak didik. “Justru dengan begitu siswa tidak merasa terbebani. Kalau sekolah terlalu menekan, kasihan,” paparnya.
Demikian pula ketika disinggung tugas dari guru mata pelajaran, Jamali mengatakan tugas tetap ada namun tak membebani siswa. “Tugas ada, namun tidak terlalu banyak. Agar tak setiap hari siswa berkutat dengan tugas,” terangnya.
Selain itu, sekolah juga tak melakukan pantauan khusus terhadap siswa di rumah. Menurutnya, susah memantau pergaulan siswa selama waktu liburan. “Kami sudah melakukan koordinasi dengan orangtua untuk memantau pergaulan anak. Karena kami tak ingin kecolongan,” bebernya.
Tak jarang, orangtua justru lebih proaktif menanyakan perkembangan anak mereka. “Banyak orangtua yang akrab dengan guru secara personal. Mereka memanfaatkan kedekatan untuk mengikuti perkembangan anak mereka,” tandasnya.
Meski demikian, pembinaan siswa yang akan diikutsertakan lomba tetap dilakukan. “Kalau itu pembinaannya bersifat terjadwal. Selain itu persiapan lomba tidak bisa dalam waktu singkat, terutama bidang olahraga,” jelasnya. (awi/nji)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.