Tahun baru adalah saat yang tepat untuk mengubah yang kurang menjadi sempurna, atau yang tidak baik menjadi baik. Hal itulah yang dilakukan oleh Rayna (9), siswa kelas tiga SD tersebut mengatakan, hasil ujian akhir semester satu yang diperolehnya kurang begitu baik, oleh karena itu dirinya sudah berjanji pada diri sendiri untuk memperbaikinya pada semester dua mendatang.
"Pada hasil ujian akhir semester satu kemarin, nilainya nggak bagus, jadi harus diperbaiki," tutur gadis mungil ini, kemarin. Dirinya mengungkapkan, orang tuanya juga kurang puas dengan hasil yang diperolehnya pada Ujian Akhir Semester (UAS) 1 ini. " Kemarin saya dimarahin sama bapak gara-gara nilai yang diperoleh kurang baik," jelasnya.
Dikatakan, pada saat itu dirinya mengaku kurang belajar. "Saya memang kurang belajar, karena kan saya juga ikut les tari di luar kegiatan ekstra kurikuler sekolah, oleh karena itu kemarin kegiatannya banyak banget," akunya.
Dikatakannya, orang tuanya sebetulnya sudah memberikan waktu luang untuk membimbing belajar saat di rumah, namun Rayna sendiri mengatakan, dirinya kurang memperhatikan saat diberikan bimbingan belajar oleh kedua orang tuanya. "Setiap pulang sekolah, sama bapak saya dilarang main, hraus tidur siang, baru nanti setelah bapak pulang kerja saya diajarin sama bapak," kata dia.
Dirinya pun mengatakan, sudah mengatakan kepada bapaknya untuk diikutkan les di luar sekolah. "Memang kalau di sekolah ada les, namun saya pengen ikut les di luar juga biar pengetahuannya tambah banyak," imbuhnya.
Senada, Lindri (14), siswa kelas 2 SMP ini mengatakan, pada hasil UAS 1 kemarin, dirinya mendapatkan nilai yang kurang maksimal. "Karena terlalu banyak main, jadi nilainya jelek," kata dia.
Dirinya juga sempat dimarahi oleh kedua orang tuanya karena hasil yang diperoleh kurang baik. "Bahkan saya juga sempat dihukum oleh kedua orang tua saya, yaitu tidak boleh keluar main dengan teman-teman selama satu minggu," bebernya.
Dikatakan, sebetulnya orang tuanya sudah sangat disiplin dalam mengatur jadwal untuk dirinya belajar, namun diakuinya karena kesibukan orang tua dalam bekerja, sehingga pengawasan sangat kurang. "Kalu orang tua kan kerjanya sampai malem, jadi saya cuma di rumah dengan nenek saja, jadi yang ngawasin cuma nenek saja," paparnya.
Diakuinya, sebetulnya neneknya juga sudah sering meminta Lindri untuk belajar. "Sebetulnya saya tidak boleh bermain sama temen selama masih jadwal ujian, namun kadang masih tergoda kalau ada temen yang ngajakin main atau sekedar mandi di sungai," ujarnya.
Dalam hal ini rupanya peran kedua orang tua masih sangat dibutuhkan. Tak hanya sekedar memberikan atau membuat jadwal belajar saja, namun pengawasan yang intens juga harus dilakukan. Kalaupun orang tua disibukkan dengan bekerja, ada baiknya jika peran bimbingan belajar terhadap anak tersebut diserahkan kepada guru kelas. Hal itu akan lebih efektif dari pada tidak dikonsultasikan dengan siapapun. (aris)
"Pada hasil ujian akhir semester satu kemarin, nilainya nggak bagus, jadi harus diperbaiki," tutur gadis mungil ini, kemarin. Dirinya mengungkapkan, orang tuanya juga kurang puas dengan hasil yang diperolehnya pada Ujian Akhir Semester (UAS) 1 ini. " Kemarin saya dimarahin sama bapak gara-gara nilai yang diperoleh kurang baik," jelasnya.
Dikatakan, pada saat itu dirinya mengaku kurang belajar. "Saya memang kurang belajar, karena kan saya juga ikut les tari di luar kegiatan ekstra kurikuler sekolah, oleh karena itu kemarin kegiatannya banyak banget," akunya.
Dikatakannya, orang tuanya sebetulnya sudah memberikan waktu luang untuk membimbing belajar saat di rumah, namun Rayna sendiri mengatakan, dirinya kurang memperhatikan saat diberikan bimbingan belajar oleh kedua orang tuanya. "Setiap pulang sekolah, sama bapak saya dilarang main, hraus tidur siang, baru nanti setelah bapak pulang kerja saya diajarin sama bapak," kata dia.
Dirinya pun mengatakan, sudah mengatakan kepada bapaknya untuk diikutkan les di luar sekolah. "Memang kalau di sekolah ada les, namun saya pengen ikut les di luar juga biar pengetahuannya tambah banyak," imbuhnya.
Senada, Lindri (14), siswa kelas 2 SMP ini mengatakan, pada hasil UAS 1 kemarin, dirinya mendapatkan nilai yang kurang maksimal. "Karena terlalu banyak main, jadi nilainya jelek," kata dia.
Dirinya juga sempat dimarahi oleh kedua orang tuanya karena hasil yang diperoleh kurang baik. "Bahkan saya juga sempat dihukum oleh kedua orang tua saya, yaitu tidak boleh keluar main dengan teman-teman selama satu minggu," bebernya.
Dikatakan, sebetulnya orang tuanya sudah sangat disiplin dalam mengatur jadwal untuk dirinya belajar, namun diakuinya karena kesibukan orang tua dalam bekerja, sehingga pengawasan sangat kurang. "Kalu orang tua kan kerjanya sampai malem, jadi saya cuma di rumah dengan nenek saja, jadi yang ngawasin cuma nenek saja," paparnya.
Diakuinya, sebetulnya neneknya juga sudah sering meminta Lindri untuk belajar. "Sebetulnya saya tidak boleh bermain sama temen selama masih jadwal ujian, namun kadang masih tergoda kalau ada temen yang ngajakin main atau sekedar mandi di sungai," ujarnya.
Dalam hal ini rupanya peran kedua orang tua masih sangat dibutuhkan. Tak hanya sekedar memberikan atau membuat jadwal belajar saja, namun pengawasan yang intens juga harus dilakukan. Kalaupun orang tua disibukkan dengan bekerja, ada baiknya jika peran bimbingan belajar terhadap anak tersebut diserahkan kepada guru kelas. Hal itu akan lebih efektif dari pada tidak dikonsultasikan dengan siapapun. (aris)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.