Home » , » KeSEMaT Undip Menyelamatkan Pesisir Semarang

KeSEMaT Undip Menyelamatkan Pesisir Semarang

Written By Harian Semarang on Selasa, 15 Maret 2011 | 21.50

Kegiatan penanam mangrove di Tugurejo

KeSEMaT (Kelompok Studi Ekosistem Mangrouve Teluk Awur) Undip, saat ini masih fokus beraktivitas di tiga kelurahan di Kota Semarang, yaitu Mangunharjo, Tugurejo serta Trimulyo.

Salah seorang Dewan Penasehat KeSEMaT Oki Yuripa Pradana mengatakan, pesisir di Semarang menjadi salah satu wilayah terparah. “Saat itu pada awalnya kami memang hanya konsentrasi pada perawatan Teluk Awur yang ada di Jepara saja, makanya nama yang akhirnya kami gunakan KeSEMaT ini,” ungkapnya saat ditemui di gedung Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip, kemarin.

Dirinya mengatakan, wilayah yang terparah di pesisir Semarang berada di Kecamatan Tugu dan Semarang Utara. “Memang yang terjadi di Semarang keadaan daerah pesisir sudah sangat parah,” tegasnya.

Selain itu, Kabupaten Demak juga menjadi salah satu titik terparah. “Yaitu di daerah Sayung, bahkan ada dua desa dan beberapa tambak yang sudah hilang karena air laut. Di luar daerah-daerah yang sudah saya sebutkan tadi, kami juga berperan dalam penanaman mangrove yang ada di sepanjang pesisir pantura,” ujarnya.

Dijelaskan, kegiatan dari program KeSEMaT ini bukan hanya penanaman pohon saja, namun juga ada kegiatan lain. “Kegiatan kami juga menyosialisasikan kepada warga sekitar yang tinggal di daerah pesisir, antara lain cara penanaman mangrove, pengenalan musim yang tepat untuk penanaman mangrove serta pemanfaatannya di kemudian hari,” paparnya.

Dikatakan, tidak semua tanaman yang akan dijadikan hutan mangrove cocok untuk ditanam di daerah yang bersangkutan. “Kalau di daerah Semarang, Jepara maupun Demak, yang banyak ditanam yaitu tanaman mangrouve dengan jenis api-api dan bakau,” terangnya.

Bisa Dimasak
Untuk tanaman api-api ini, dijelaskan Oki, masyarakat tak hanya bisa menikmati kayu saja. “Kalau kayu kan bisa digunakan untuk bahan bakar saja, namun kalau buah dari tanaman api-api ini juga bisa dimasak. Jadi bisa digunakan sebagai sumber makanan, namanya buah Brayo,” bebernya.

Selanjutnya, masyarakat juga bisa menjadikan kawasan mangrove ini sebagai ekowisata. “Pastinya banyak pihak yang tertarik dengan ekowisata ini, jadi pendapatan juga bisa diperoleh dari wisata tersebut,” ujarnya.

Selain ini, KeSEMaT juga sering diminta untuk menjadi penasehat terkait dengan penanaman mangrove, utamanya untuk daerah sepanjang pantura. “Kami sering diminta beberapa pihak untuk menjadi konsultan penanaman mangrove, karena memang kami akui cara menanam mangrove tidak mudah, kita harus menyesuaikan musimnya,” ungkapnya.

Selain itu apakah jenis tanamanmya sesuai dengan wilayahnya. Pihaknya bahkan pernah menanam hingga Cilegon, Banten dan Kalimantan. Dijelaskan, KeSEMaT memiliki tiga jenis program, yaitu lain intern, ekstern dan insidental.

Setiap tahun KeSEMaT sering mengadakan seminar nasional yang melibatkan pihak luar. “Setiap tahun, rata-rata yang mengikuti seminar kami ada sekitar 100 orang, mereka berasal dari banyak kota di Indonesia, jadi bukan hanya sebatas Semarang saja. Mereka juga kami ajak untuk mengunjungi Teluk Awur yang saat ini sudah menjadi percontohan, karena hasil dari mangrovenya sangat baik,” paparnya.

Hingga saat ini, sosialisasi tentang pentingnya mangrove sudah mulai terlihat hasilnya di masyarakat. “Bahkan ada beberapa dari kelompok masyarakat yang sudah membudidayakan bibit mangrove. Untuk pembibitan ini kami juga membantu dalam hal pemasarannya,” ujarnya.

Meski demikian, bukan berarti kegiatan ini tak terkendala oleh apa pun. “Kendalanya yaitu ada beberapa daerah yang warganya masih kurang peduli terhadap program kami, mereka membiarkan kami untuk masuk ke wilayahnya, tapi kurang merespon kami,” paparnya.

Selain itu kendala yang pernah dijumpai adalah status tanah yang milik swasta. “Mereka melarang kami menanami tanaman mangrouve di tempat tersebut. Selain itu di daerah pesisir yang nyatanya sudah padat penduduk, jadi kami tidak bisa menanam mangrove di situ,” tandasnya. (aris wasita widiastuti/tab)

Share this article :

+ komentar + 1 komentar

19 April 2011 pukul 14.28

Salam MANGROVER!

Terima kasih telah mempublikasikan program konservasi mangrove kami. Sukses selalu buat HARIAN SEMARANG. Semangat MANGROVER!

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger